kemudian tak ragu setelah p
Kakk orang sini, bukan?
. Walau kini tanpa make up, Rendra dapat melihat, dialah penyanyi di cafenya Alan. Dan pemuda itu? Rendra menelisik antik tindiknya.
k,.
apa? Iya, saya orang sini
an saya ke rumahnya? Ban saya bocor. Yang na
tir saya orang jahat, kok disuruh ngantar g
, ya, ghak mungkinlah saya hadang Kakak, apalagi mau nitipkan gad
cinta sama saya, gimana?"
gkin, deh!" ujarnya mantap dengan menge
aja juga ghak tertarik sama aku. Bener-b
tertawa
tertarik? Emang a
Kakak! Ghak tipeku aja," katanya lalu
endra lalu membukakan pintu be
gadis itu sebelum pergi, membuat Rendra ng
hati. Kalau dia macam
ra melototk
kata Raksa dengan meng
jukan mobinya. "Sepertinya cinta b
ngan emak-emak itu, bathin Rendra. Ih, siapa ju
kelas
ilan,
ang aku kelihatan tua banget?
Kak," rala
ra lagi mulai curiga
wabnya. "Emang kenapa? Sensu
gadis itu tertawa, dia
mana? Sudah mas
il sendiri, Kak. Jalan G
ri kaca mobilnya. Benar-benar mirip. Usianya juga sama
kaya, barangk
"Kamu bocil, bisa
ung sendiri." Gadis itu
gai bunga-bunga menghiasi. Semerbak melati menusuk indera penciuman Rendra. Yang yang aneh, tiba-tiba bersarang di hati Rendra. Entah
,..kok sa
, tersenyum. "Ban Raksa bocor di ga
tak berkedip menatap Gayatri. Oh, Tuhan
dapt tumpangan." Galuh menjelaskan sambil m
luh mendekati Rendra, berusah
iya," Rendr
luh menjejeri Gayatri.
bih tinggi," kata Rendra menutupi gugupnya. Terl
endra masuk ke mobilnya. "O,
ra-pura tak mengerti kalau Rendra
denga mengingat dua kata yang di
ya dengan tersenyum sendiri
Gayatri setelah
ikan langkahny
tri dengan menyiapkan diri jika Galuh akan marah-marah seperti biasa.
lama ini Galuh bersikap
memeluk dan mengelus punggungnya. "Binda hanya ingin kita bi
Galuh yang berkurang. Galuh tidak pernah tau kalau Bunda justru
sampai tidak bisa pulang. Setelah ini kita akan baik-
a, Bund. Bahkan perempuan itu
setiap ujian ada hikmahnya. Hanya saja kenapa ujian ini terasa berat untukku? Keluh Gayatri. Dia yang selama hidupnya hanya mengabdikan diri untuk su
ta Rendra." Gayatri berusaha mengalihkan pembicara
enya kak Aan saat Galuh ber
kamu menja
aku sih, pingin punya uang. Makanya kami manggung di cafe-cafe." Masih menunduk, Galuh menje
Bunda. Di usiamu yang belia kam
nahan tangis. "Kita akan lalui semua ini bersama, B
h. "Kamu gantilah baju dan tidur. Jangan
eluarga, Galing telah tertidur. Gayatri sendiri sampai belum shola
g memang di kamar. Dibukanya pelan pintu kamar. Saat itu Prayogi yang membuka kaosnya untuk mengganti kaos yang lebih dingin, kaget meliha