gun dari tid
ur demi membasahi tenggorokannya. Dengan menuruni anak tangga dan mengarungi sisi-sisi gelap di beberapa ruangan rumahnya yang besar, Keira berjalan santai meski beberapa pencahayaan sengaj
prat noda darah, dan luka yang selalu berpindah-pindah setiap minggu bukan hal baru lagi. Hubungan antara kedua kakak beradik itu memang tak seindah kakak-adik kebanyakan. Setiap hari kedua remaja tersebut saling menolak eks
hendak pergi dari sana. Namun belum sempat ia melangkah, adiknya
2 siang. Kau jangan coba-coba merusak acaraku lagi jika tidak in
ng tidak mengetahui hal tersebut di sekolah karena keduanya secara kompak merahasiakan.
bilan
muda itu sampai pipinya semakin lebam. "Aku memberitahumu agar kau tak terus menerus mengganggu te
an sesukamu, aku tidak peduli, Kiv." Ucapn
caraku," Kemudian Kiv berdiri dan mendekati kakaknya. "Kalau kau sekali lagi mengganggu acaraku di sekolah, a
akan terus mencecarmu dan mengirimkan beberapa orang untuk menyeret paksa kau pulan
R
ra-pura dengan menunjukan sikap biasa saja dalam menghadapi adiknya yang akan meledakan amarah. Sebenarnya bisa saja Kiv bersungguh-sungguh menghabisi Keira jika ia terus menyinggung tentan
ang utama sejak kecil sampai sekarang. Ibu selalu membanggakanmu dan sekarang Ayah. Kau selalu dibanggakan semua
eira sama sekali. Perilakunya sebagai Ayah versi muda benar-be
bahkan terlahir sebagai anak kebanggaan Ayah. Mengesalkan sekali melihat k*parat sepertimu sudah memiliki segalanya sejak awal, tetapi kau membu
atau dua kali dalam dua bulan namun sudah yang kesekian kali. Beralaskan rasa iri hati menjadi bahan bakar yang kuat mengapa mereka memperdebatkan siapa si paling