kaki telanjang Laras yang menapaki pasir lembut. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut asin yang familiar, membangkitkan ke
bah. Rumah-rumah tua dengan cat pudar masih berdiri kokoh, deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi masih setia menyapa setiap pengunjung, dan suara jangkri
njorok ke laut. Di atas batu karang itu, seorang pria duduk termenung, punggungnya menghadap ke arah laut. Sosoknya tinggi
mnya, meskipun ia yakin baru pertama kali menginjakkan kaki di pantai ini setelah se
hkah aku du
, membuyarkan lamunan Laras. Ia tersentak, dan baru menyadar
wab Laras gugup, lalu du
l tersenyum tipis. Senyum yang memb
bnya, tanpa s
tatapan Rama yang intens, seolah menembus ke dalam jiwanya. Ia merasa ada ikatan kuat yang t
sini?" tanya Rama,
i," jawab Laras. "Tapi aku suda
pi aku baru kembali ke sini
li ke sini?" tany
us. "Aku mencari sesua
ingin menanyakan lebih lanjut. Ia merasa ada sesuatu yang tersem
inggalkan langit senja yang semakin gelap. Laras
harus pulang," k
ar," taw
merasa tak ingin berpisah dengan Rama, m
k pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa telah menemukan sesuatu yang istimewa, sesuatu ya
Laras, saat mereka sa
, sambil tersenyum. "Sa
rlalu lama. Ia merasa ada sesuatu yang akan berubah dal
merasakan debaran jantungnya tak kunjung mereda. Ia tak tahu apa yang akan terjadi d
lkan jejak di hatinya, sebuah jeja
tkannya pada pertemuannya dengan Rama. Ia kerap menemukan dirinya terhanyut dalam la
ilik keluarganya. Namun, setiap kali ia melihat lukisan-lukisan tua ya
iannya. Buku itu terbungkus kain beludru berwarna merah tua, dan terdapat sebuah
ang pria muda, dengan senyum yang sangat mirip dengan Rama. Pria itu mengenakan baju
to itu menampilkan seorang wanita muda, dengan wajah yang sangat mirip dengan dirinya. Wanita i
g buku itu, namun tak menemukan petunjuk apapun. Ia hanya menemuk
Ia yakin bahwa Rama bukanlah orang asing baginya, dan ada hu
ar, namun tak ada yang mengenal pria bernama Rama. Ia bahkan mencob
dalam misteri yang semakin membingungkan. Ia tak
ia melihat sebuah cahaya menyala di ujung pantai. Cahay
depan pintu, dengan senyum yang sama mister
kah aku masuk
mengangguk, tak m
rdebar kencang, sebuah campuran antara kegembiraan dan ketakutan. Ia tak tahu apa ya
," ucap Laras, suara-binar. Ia melangkah masuk, dan
adamu," kata Rama, sambil mengeluarkan
ngan Rama, dan membukanya perlahan. Di dalam kotak itu, terdapat se
mbut. "Aku menemukannya di sebuah peti tua d
ibunya, yang hilang saat ia masih kecil. Ia selalu menyimpan kenangan t
nemukannya?" tanya Lar
kannya sekarang, Laras. Tapi aku tahu, kalung in
lam misteri yang semakin membingungkan. Ia tak tahu apa yang sebenarnya
imu," kata Rama, mendekati Laras. "Aku hanya ingin mem
merasakan sebuah kehangatan yang tak terjelaskan, namun
ta Laras, meskipun ia tak yaki
ma, sambil tersenyum. "Sekarang
a muda, dengan wajah yang sangat mirip dengan Laras. Wanita itu mengenakan baj
ukan foto ini di rumah nenekku. Aku tahu,
to itu. Ia merasa ada sesuatu yang fam
ma, suaranya berbisik. "Ia meninggalkanmu di sebuah pa
u cerita tentang ibunya. Ia selalu bertanya-tanya mengapa ibuny
rnya terjadi?" tanya L
itahumu semuanya, Laras. Tapi kau harus siap mendengar
isa lagi menghindar dari kenyataan. Ia harus tahu kebenaran tentang ma
sam