gkah-langkah kaki perawat. Valdi duduk di kursi ruang tunggu, menatap kosong ke depan, sementa
suara Mayang pecah, nyaris tak t
gan penuh simpati, h
anya lembut, mencoba menghibur ga
Om Valdi?" Mayang meratap,
endirian..." Tangisnya semakin keras, dan Vald
u nggak sendirian. Ibumu... dia sudah berjuang sekua
lan, air mata terus
g... karena COVID, pemakamannya tanpa k
ituasi ini bukan hanya tentang kehilangan, tapi juga te
ar minta maaf. Kalau
g terlihat lelah, mencoba menenangkan May
u dimakamkan sesuai aturan. Itu yang terbaik ya, meski jelas rasa sakit itu
mengalihkan perhati
erpencil bersama neneknya. Sejak kecil, Mayang telah bert
us mendengarkan kisah yang mengung
nternet," ujar wanita tua itu dengan nada prihatin, menatap Valdi se
erti pergaulan seperti di kota-kota besar. Dia jarang sekali berinteraks
hatin, bagaimana dia akan menghadapi semua ini sendirian." Matanya yang lembut menat
. Dia tahu bahwa kehidupan Mayang aka
i rumah om. Kamu bisa kerja di sana, gantiin posisi Ibumu. Om ta
isa menanggungmu, dan nenekmu juga tidak." kata kera
i." ujar Mayang sambil mengangkat
tinggal dan om butuh bantuan. Lagipula, ini cara paling sedikit yang
memeluk Valdi erat, air
banyak..." isaknya, suaranya terdengar
n tubuhnya. Sensasi hangat dan lembut itu membuat pikirannya berkelana sejenak, memunculkan pikiran nakal yang seharusnya tid
ng gadis muda yang lugu, dan dia harus menjaga diri dari membiarkan pikirannya melenceng.
epuk lembut punggung gadis itu, berusaha menen
a simpati yang tulus, . Namun, pikiran mesumnya mulai mengganggu kesadarannya. Di t
*
sederhana yang biasa dia jalani di desa. Cahaya lampu yang hangat memancar dari jendela-jendela besar, menciptakan suasana yang mengundang namun juga sedikit menakutka
Mayang dan membawanya
. Dia memimpin Mayang melalui ruang tamu yang luas, dindingnya dihiasi den
ke sekeliling dengan perasaan campur aduk. Rumah ini terasa begitu besa
pelan, suaranya hampir tengge
depan sebuah pin
a." Dia membuka pintu, memperlihatkan sebuah kamar yang cukup luas dengan jendela besar menghadap t
ya. "Om, kalau boleh, aku mau tidur di kamar ibu aja. Di
u kecil banget, Mayang, dan posisinya di ujung rumah. Om nggak tega liha
yang begitu mewah, apalagi kamar ibunya di ujung rumah terkesan lebih aman
," katanya akhirnya, suaranya lembu
lega. "Kamu bakal nyam
andi Valdi yang bersebelahan membuatnya merasa sedikit canggung, menyadari betapa dekatnya dia dengan pri
aura ketegangan yang menggantung di udara. Entah itu karena kehadiran Mayang yang kini tinggal di rumahnya, atau kar
ayangi benaknya. Sambil mengenakan celana tidur, dia keluar dari kamar mandi, dan berhenti sejenak di depan pintu kamar
uk mendekati pintu kamar Mayan