parfum lembut bercampur dengan keringat, menciptakan hawa yang hampir menyesakkan. Tirai setengah terbuka membiarkan sinar bulan samar m
enggenang di sudut matanya, meskipun bibirnya terkatup rapat. Setiap gerakan Valdi terasa seperti beban yang semakin berat, mendorongnya ke
iknya, suaranya terdengar sera
si yang meluap dalam dirinya. Namun, gerakan kepala Anya yang menggeleng perlahan menarik perhatiannya. Dia meliha
ng. Kedua tangannya mengangkat sedikit, seolah ingin mendorong Valdi menj
kini lebih jelas, namun masi
uran yang dia sebabkan. Detik-detik terakhir itu terasa seperti keabadian bagi A
lam kenikmatan yang meluap, sementara di bawahnya, Anya terbaring dengan tubuh yang lelah, bergerak tanpa semangat mengik
reka. Anya berusaha memenuhi kewajibannya sebagai istri, namun hatinya menjerit dalam diam, terperangkap dalam lingkaran yang tak kunjung usai. Ta
tubuhnya mulai rileks di atas kasur. Tapi Anya, dengan hati yang berat, segera
cah dalam keheningan, menyuarakan beban y
eski dalam hatin
dengan suara yang lebi
ang, suaranya terdengar
oba, Valdi. Aku benar-benar sudah berusaha. Tapi aku nggak b
aldi dengan mata yang
uhku yang nggak sanggup lagi, t
nginannya yang tinggi sering kali tak bisa dikendalikan, dan Anya selalu mengeluh tak mampu m
i berat... Aku tahu aku
enahan lebih banyak air
erus merasa seperti ini, terjebak dalam sesuatu yan
n wanita yang pernah menjadi cinta sejatinya. Di tengah keheningan yang mencekam, Valdi m
*
dan perasaannya masih berkecamuk, dibayangi proses perceraian yang baru saja berakhir. Vald
kini menjadi pahit. Namun, hari ini, pikirannya harus terfokus pada Ibu Retno-pe
di merasa ada beban tambahan di hatinya, seolah-olah kehilangan orang yang setia mendampinginya hampir sepanjang hidup. Pikirannya ma
abat Ibu Retno, diikuti oleh seorang gadis muda. Saat pandangannya bertemu dengan gadis itu, jantung Val
buh menjadi sangat menawan. Wajah Mayang cantik, dengan mata besar yang berkilauan, dan tubuhnya telah berkembang menjadi bentuk yang menggoda. Namun, yang paling mencolok adal
erbisik. Senyum yang dulu terkesan kekanak-kanakan kini lebih h
g berkecamuk dalam diri Valdi. Dalam pikirannya, Valdi merasakan pergulatan yang semakin i
adrenalin memacu lebih cepat dalam nadinya. Aku tahu ini
erakan gadis itu, setiap senyum kecil yang dia berikan, seolah-olah men
kku... pikirnya, hampir tak percaya dengan
benaknya terus berp
endapatkan dia tanpa