mbaik. Ia berpikir Miftah akan mencarinya namun, "Nggak usah seka
mbah lemas. Maksudnya, Miftah t
nya Cici. Bagus 'kan??" seru Ci
lah Miftah, "iya, Bang kenapa?" atensi
fli melambai menyuruh adik bungsu menghampirin
i mengajak Nish
ya tentu
ah," pamit gadis itu den
belum adik pertamanya m
ngah kala Kifli memanggil namanya. Dalam benak
ngan lupa digoreng buat besok dibikin opor ayam," senyumnya perla
kotor," berikutnya Kifli sibu
ahnya menatap anak tengahnya, "Bumbunya harus diulek, gak usah di blender. Bed
o dulu sini. Sa
teras depan" potong Miftah mem
gkap Kifli menatapnya sekilas.
*
ging ayam, kini dirinya menggoreng sambil disambi mencari lowongan pekerjaan untuk se
ebut di atas galon. Segera meniriskannya dan diam-diam m
liau masih di ma
ici lirih tapi masih
da apa, Ci??" ujarnya sambil
nu
Cici, ternyata bocah itu menggelen
hasil isi dentilan beberapa hari. Tapi 'kan udah kepotong beli rok sekolah sama perbaikan ponselnya. Yah, tombol power dalam benda itu ti
ang, Kak," beritahunya
sjid. Selang beberapa menit, ada dua orang pria memakai masker berikut jaket kuli
mula berdiri tegak langsung luruh ke lantai disertai sesak nafas. Rasa trauma telah ia lupakan Nisha. Seolah paham, ia mengusap punggung sang Kakak. Ajaib. Tubuh gadis tersebut tperlahan melingkarkan kedua t
isik Cici tepat pada
isha mengerjapkan mata, ser
?" Tanyanya mengal
ta turun membasahi pipinya, "Dipukul sama orang jahat," mena
*
-tiba mendorong tubuh Nisha ke
dan hutang
k habis pikir. Ceritanya dia mengorbanka
tegas salah sa
ifli seraya mengusap darah yan
matanya tentu berbeda. Gadis itu ketakutan. Mau lari percuma juga karena Kifli
ta ambil se
. Ia terus memberont
mau diambil sama mereka," bocah itu menarik u
yukur. Cici--adiknya sungg
tolongin Kak Nis," kelakar C
ka bertiga. Iya, dua pria tersebut berhasil menyeret Nisha sampai ke pagar rum
kena pukulan, "Kak Nis sini," ajak Cici
u taman belakang. Tujuan
sini, Ci?" ta
ereka," Cici menarik lagi Nisha,
i eh, ditahan sama dia, "Pelukannya ntar aja di
pi.
yakin itu." katanya
, "Iya deh iya. Hayuk,
jat pohon hingga puncak. Naklukin
i jaga-jaga siapa tau si
bocah
eka sudah nangkring manis di dahan besar pohon ra
h," jawabn
o
k. Enggak dipake jadinya Cici ambil," imbuh
k Dila?" Nisha menepuk nyamuk yang hinggap di
k auto bento
'kan orang kaya. Bisa lapor polisi
toh tu
ici," ungkap Ni
peluk," gerutu Cici membuat Nisha mengembangkan senyumnya.
s?" tanpa takut Cici akan mere
dong." Jawab Cici m
lah nangis,
ak usah dor
pir terja
." owalah, mendada
SANA, KAK NIS?!" pekikny
k Nisha tak ka
ongin sama pangeran berkuda
Nisha enggak tahu siapa