a di satu sisi dia khawatir apakah dia harus melangkahkan kakinya membeli barang yang dia inginkan, di satu sisi lagi bertaruh dengan tanya, apakah pi
membeli nya dan menggunakan benda itu, apakah mungkin ketakutan y
ah lewat beberapa Minggu. Siapa yang tidak panik, dia belum pernah telat kedatangan tamu bulanan, jadwal rutin yang tentu nya sudah sangat dia hapal. Tapi beberapa minggu ini tamu tersebut tidak kunjung datang. Hanya mengalami flek
iri ora
waban yang dia inginkan cukup mengkhawatirkan. Semua seolah-olah terjadi pada tubuh nya, persis seperti apa yang dia
gejutkan Alika, seorang ibu-ibu muda te
k." Perempuan berusia sekitar 36 tahunan itu terlihat kesal menat
siapa cepat dia dapat, padahal ini masuk ke giliran Alika membeli nyatanya Alika belum juga bergerak dan bicara
kkan kepalanya tanda menyesal karena membuat or
apotik tersebut bertanya, mempert
a pembeli adalah raja, padahal kalau raja mana mungkin beli sesuatu sendiri
ab pertanyaan pegawai apotik tersebut, suara nya
asa? Agak bagus atau bagaima
xxxxxxxx,
a tidak paham dengan merk atau model
ya dia menjawab cepat
nda pipih pada Alika. Dia menyebutkan harga dari benda tersebut sedikit kura
tu bicara, mengabaikan Alika k
nya. Dia takut ada yang melihat dirinya, maklum seumur hidup baru kali ini membeli barang aneh seperti itu dan membuat Alika jelas berdebar-
aja melihat Alika dengan perasaan cemas, menatap punggung Alika yang perlahan menjauh
*
muncul dari sana sejak tadi. Berharap apa yang ditakutkan nya tidak terjadi sama sekali. Bola mata perempuan itu fokus pada benda tersebut yang saat ini perlahan beru
tar sambil menutup mulut nya dengan kedua belah telapak tangan nya. Bola mata
kkk
kkk
a mengejutkan Alika di luar pintu ka
ilantai bersamaan dengan pintu kamar mand
nyembulkan kepalanya, menatap
dengan kedua belah tangan nya. Tatapan bola matanya menat
Terlalu gugup jawaban
atap kedua belah tangan Alika ya
iapa yang tidak khawatir coba, ditengah keadaan suami yang sakit-sakitan, kesehatan mak yang kadang ikut naik turun karena sering begadang ngurusin suami nya, belum lagi himpitan ekonomi yang menyulitkan ditam
Alika memeriksa keadaan nya, tapi putrinya
baik saja Ma
mendengarkan ucapan Alika, mak lang
gas bangun dari posisi duduknya, ber
ngerutkan keningnya sambil menatap emak, agak khawatir sebab cukup trauma dengan kondisi bapak
ke puskesmas." Uc
ak mau memeriksa keadaan nya saat ini. Sebab d
a ha
dak mungkin berbohong, saat ini
elengkan kepalanya, berha
an, jangan buat mak kha
akan semakin besar. Kalau tidak biar mak yang antarkan, Fadil kamu lih
espect di tangan nya, kekhawat
l menghentikan
kearah Fadil sambil m
laki-laki itu mencoba menginga
yang buka." Lanjut
sejenak, hingga ak
ul'adzim." Ucap
icara kemudian melirik ke
ega nafas nya, dia juga
ke puskesmas, ujian pulang nya lebih cepat dari b
Menunggu besok terlalu lama rasanya sebab dia lihat wajah Alik
mak menganggukkan
, dia menatap mak yang b
n libur kerja, kenapa kakak lupa k
n seperti itu membu
lupa." Ucap
obat demam insyaAllah kakak langsung sehat, pucat ini efek capek s
ra cepat, menyakinkan sang kakak jika
rkilah, mencoba memberikan al
terlihat buruk jika terlalu kurus." Uc
anya mengembangkan senyuman
keluar dari kamar mandi perlahan dan meninggalkan sang adik nya tersebut. Masih men
menatap punggung kakaknya untuk beberapa waktu seolah-olah menyimpan sesuatu didalam hatinya. Kemudian tatapan bola mata itu beralih ke kamar mandi, melihat sesuatu yang ter