n hamil," sela Ry
dak senang sambil menatap tajam ke arah cucunya. "Aku tidak berbicara dengan
ertawa terbahak-bahak. Untungnya, dia berhasil me
adi masam. "Nenek, kami sibuk dengan pekerjaan. Kami ti
an kepala sambil
iki anak bersamanya. Bahkan ketika mereka sedang terbakar api
di dan sekarang Jenessa
essa tanpa sadar menyentuh per
npa menahan diri. "Tidak peduli betapa sibuknya kamu, sudah menjadi tuga
e arah Ryan, "Katakan padaku, apakah
bukankah Nenek yang meminta Jenessa menjadi sekretarisku. Kami menghabi
erasa tidak puas deng
lakukan dia seperti pembantu." Dia melirik Jenessa dengan ramah dan ekspresinya tampak lebih lembut sebelum berubah menjadi dingin keti
a kesalnya, lalu menjawab denga
un tangan dengan mengubah topik pembicaraan. Beberapa komentar r
kan bahwa dia ingin beristirahat, jadi
, Jenessa menyadari bahwa waj
idak bisa menikah dengan wanita yang dia cin
engaja memperlambat langka
n dalam ketika menyadari Jenessa b
a cerai. Dan sekarang dia menolak untuk berada di dekatku, kecuali
k pergi ke kamar tidur ketika sebuah pe
bercerai, mereka tidak bi
k pergi ke kamar lain, sehingga tanp
lu cepat-cepat mundur dan mem
auhkan diri. "Kenapa kamu berdiri di depan pintu t
minta pelayan untuk menyiapkan kamar tamu. Karena kita akan
berubah menjad
embuat masalah," ucapnya denga
lah hampir meloncat
sud perk
erubah menj
n intens membuat jantung
lihat dingin. "Nenek baru saja mempertanyakan hubungan kita dan sekarang kamu ingin tidur di kamar terpisah. Apa kamu in
okan sehingga membuatnya tergagap
asar, "Aku tidak peduli kamu bermaksud seperti itu atau tidak. Mulai sekarang, sebaikny