h di bos Marwan?" tan
ari. Ada pula pisang goreng dengan kopi buatan Shafiy
kan dulu, Buk
ak ada yang ditutup-tutupi. By the way, Shafiya rajin anaknya. Bangun subuh, beberes
nja sekali, rempong, dan anti minum yang dimasak dalam panci. Harus air galon. Makanya, setiap Nana dengan istrinya berkunjung dan men
goyang pargoy, mungkin? Di puji terus sampai mampus. Beda lagi sama menan
ebut bertanya-tanya. Apa sebena
sinis sambil ngedumel tanpa
gil lagi tetapi Rat
ada ular de
seng dulu lah, supaya beliau berhenti
lah mana ula
ekali mengerjai Ibuk tercinta. Satu sifat yang belum Gandi perlihatkan ya, ini. Sikap j
tanggung jawab. Jadi iman ketika solat dengan sang istri, check. Perhatian lewat tindakan bukan ucapan, chec
a cinta banyak-
andi pelan, "Kamu in
ya Shafiya. Asalnya dari dapur. Segeralah Gandi
gku gimana, Mas? S
*
elapa yang kering atau giman
Mas? Enak ngga
abis padahal belum masak untuk makan malam nanti. Shafiya frustrasi. Gini amat, ya h
eneng potongin sayur pare nya," titah Ratmi memaklumi menantun
his pare?
karena memiliki teman a
etep padi. Pare itu ya, say
esia. Sehari-harinya ngomong Sunda jadi rada kagok.
pahit
Shafiya mau muntah se
ek.
a minta maaf. Selanjutnya dia bergegas ke kamar mandi
teh dul
ya senyum mesem-mesem saa
gula 'k
siatif menambahkan gula. Mulut
eninggalkan Shafiya
gorden. Tapi ... nyesek tau diti
matahkan hanger dikarenakan menghalangi jalannya. Menendang kaki kursi
ad
kepada Shafiya. Entah mau bicara apa, dan itu justru membuat Sh
, Mas. Besok aja
ng saja
iya dengerin tapi
ya ke mana? Ada urusan di luar. Bilangnya sih mau bertemu dengan teman semasa SD nya. Temu kangen lah intinya. Lelak
eli sawah aja
Mas belum dapat ke
ah,
nas terik matahari, mencakul, menanam padi, kemudian