anah milik Naila. Dia mengangkat tangannya untuk melindungi matanya dari sinar yang menyilauka
utup pintu rahasia itu kembali, memasti
di atas pintu, memastikan tidak ada o
membangun sebuah rumah yang tak jauh dari sini," katanya pada dirinya sendiri, be
ri-cari lokasi yang tepat. Tiba-tib
ulang rumah Kak Naila saja
engan telapak terbuka, berkonsentras
penggera
a, menciptakan efek magis yang mempesona. Bebatuan dari reruntuhan itu per
mun tegas, mengarahkan bebatuan itu untuk sali
Dinding-dinding yang kuat dan tebal terbentu
a, memastikan setiap detail sudah
t. Jendela-jendela yang elegan dengan bingkai batu mengisi
ungi dari hujan dan panas. Pintu kayu yang kokoh dengan ukiran indah
da dengan sempurna. Dia memandang rumah y
nyaman, tetapi juga memiliki sentuhan m
angin sepoi-sepoi yang membawa aroma tanah dan batu basah.
ng kuat. Di sudut ruangan, terdapat tempat tidur yang nyaman, meja kayu dengan k
erdiri sebagai saksi bisu dari sejarah yang kelam. "Aku akan membangun kembali kejayaan te
itu, Zephyr meletakkan pedang Elzir, artefak yang dia temukan di ruang bawah tanah. "Ini adala
*
erada, tepatnya di Ibu kota Kerajaan Elde, s
er dengan rambut hitam panjang yang tergerai h
t putihnya semakin kontras dengan rona me
menjadi beberapa negara kecil, masalah itu sudah selesai?" tanyanya dengan
yalahkan kita tentang pembantaian seratus tahun lalu p
kaisaran kita dan kakek tua itu masih menyalahkan kita?"
untuk membayar uang ganti r
rganya dibantai seratus tahun lalu? Tidak, bukan? Dia adalah adik dari kakekku yang menentang pembantaian penyihir, tapi dia... arghh, aku kesal!
alu menyalahkan, menyudutkan, dan bahkan selalu mengancam untuk membumihanguskan Keka
depan, seorang prajur
membungkukkan kepala. Prajurit itu berambut pendek se
tanya Putri Fania
runtuhan Kadipaten Elzir banyak terdapat harta yang ter
tuhan dari negara penyihir yang telah kita bantai, ya? Tapi jalan menuju ke tempat itu
membawa banyak pasukan untuk kembali membuka h
ang ditempelkan ke dagunya sambil menatap lantai
erhasil merangsek ke reruntuhan,
" jawab Sarina deng
ang-orang terdahulu yang membantai para penyihir pun pulang dengan tangan hampa setibanya
a sekarang sudah memiliki ahli pemecah s
a. "Kau benar, Sarina. Kita memiliki ahli pemecah sihir. Ini bisa menjad
isi, Putri. Kita akan membutuhkan pasukan terbaik dan
i untuk masalah kita dengan Kerajaan Loven dan mungkin juga membuka rahasia ya
ekspedisi. Putri Fania merasa jantungnya berdegup kencang, bukan hanya
dari Kerajaan Loven dan mungkin menemukan sesua
kan perjalanannya, memikirkan langkah-langkah yang har