i Garut, Jawa Barat, sementara ayahku asli Semarang, Jawa Tengah. Aku tinggal di kos
asa bicara ceplas ceplos. Jika sedikit terganggu dengan bahasa yang agak vulgar mohon maaf dan mohon dimaklum.
ditan, alias Debt Collector. Umur 22 t
mumnya. Boro-boro pacaran, kenal deket sama cewek aja gak pernah. Abis setiap mau kenalan, pasti tuh mental aku down, karen
a sebenarnya, jadi bermutu alias 'bernuka tua'. Mungkin karena posturku yang agak kerempeng, wajahku tirus hitam manis, senang memelihara kumis dan jenggot dari sejak remaja
sa, lebih sering dengan WTS, alias wanita panggilan, pelacur murahan pinggir jalan. Namun yang pasti dilakukan di tempat-tem
itu berubah gara
lain dan tak bukan adalah orang
gedein, badan sama setoran juga gedein doong!'' omel seorang
ibuku. Bu Haji Ijah asli Betawi, usia 42 tahun. Orangnya sih lumayan cantik, kadang berpakaian tertutup kalau
mer, mulutnya pedas kaya cabe rawit malah kadang cenderung menyakitkan. Pokoknya jauh dari akhlaq seor
ajib membawa setoran lebih banyak kalau masih mau bekerja dengannya. Sambil dongkol, aku pulang ke kostan sed
kali tak pernah punya pekerjaan lain, selain menjadi penagih utang di tempat saudaraku sendiri yang jadi re
Dewi, istrinya Bang Ramzi. Teh Dewi, masih sepupuan dengan Pak Haji Mamad juga dengan ibuku. Dan anehnya justru para sepupu itu juga yang kadang menghambat la
at dia keluarkan. Namun ketika ditagih bagaikan musuh bebuyutan, segala macam alasan dia keluarkan, bahkan kadang o
t lumayan muncul, bodi langsing kayak Desi Ratnasari, tapi dia rada pendek. Bang Ramzi suaminya seorang tent
n Teh Dewi sengaja menutup warungnya karena tahu hari ini jadwal aku menagih kreditan ke ko
. Insting detektifku langsung keluar. Pas aku intip pelan-pelan, aku lihat Teh Dewi sedang masturbasi pake dildo sambil meremes-remes toket
lau aku sang penagih ganteng sudah datang. Gak berapa lama, Teh Dewi menghampi
ampe ngos-ngosan gitu?'
u-malu karena aku terus menatapnya sampai dia salah
agi sange ber
h, si Adit kemana?'' ta
ya. Kakek yang dimaksud adalah bapaknya Bang Ramzi, alia
m uangnya buat melunasi cicilannya
kiriman Bang Ramzi belum datang lagi,'' jawabnya berbohong,
ara-gara setoran kurang terus, seharusnya bulan lalu
udara aja perhitungan banget. Dia kan sepupu aku juga.
pu. Teteh juga begitu, utang ya utang. Apalagi ini sudah lama banget jatuh temponya!" Aku rada
epatnya kaget dengan jawabanku yang ka
, aku ambil uangnya dulu,'' ka
i masih berlaga marah dan kesal padahal sebuah r
il uang dalam kotak di atas lemari agak tinggi sambil jinjit. Tapi tak berapa lama dia hilang keseimbangan terus ja
ng-barangnya yang berjatuhan. Pas aku ngambil dildo, dia melotot mel
asia khusus buat wanita dewasa. Emangnya kamu bencong? Kok
li,'' jawabku frontal sambil berdiri menunjukin kontolku ke dia, walau masih pake celana tapi sudah keliatan menggelemb
bih tepatnya malu. Tapi jujur aja aku kaget karena dia pun bicaranya cukup vulgar. Selama ini tak pe
*