ww, aaa
de ketika kaki mungil terbalut sneakers putih hampir saja te
you o
ER
ang dihiasi bulu-bulu lentik bertabrakan dengan iris ma
tubuh mungilnya sedang melayang di udara dipeg
care
isi berdirinya. "Thank you," ucapnya gugup, sem
re wel
keempat dan seterusnya. Tapi bagi gadis berusia 24 tahun tersebut
mun lagi,
a ketika teringat kembali dengan pria b
ai kapan loe akan terob
e, Bia!" su
memikirkan sesuatu, tak lama kem
kan Bia. "Loe kebiasaan selalu berteriak depan tel
elum waktunya. Mati ya
eh, didorongnya kepala Bi
ri pangeran loe yang misterius itu
ung memotong, "Males gue dengan ide-id
um, udah males!" sungut Bi
teman Arlyna yang terkenal cukup to
am kek pada kita berdua. Sudah datangnya telat, bawa
pa ada yang mengganggu lo
duk di sebelah Vio mengangkat tangannya Vio. "Tangan kayak barbel begi
narik tangannya denga
annya yang tidak biasa, padahal kalau diacak becanda apapun ti
untuk bertemu ditengah kesibukan masing-masing di s
ka di kota tempat tinggalnya. Bia, seorang sarjana ekonomi yang bekerja di pe
e harus kembali bekerja," ucap Bia setel
a harus kembali ke butik. Banyak pesanan baj
ue bagaimana
?!" tanya Bia dan
an pada pulang!"
membisu," jawab Arlyn. "Gue cabu
lian malah pergi. Tidak ada e
uduknya melihat Vio. "Loe kagak ngomo
"Ya sudahlah. Nant
tangannya. "Gue sudah te
dang berusaha mencari ta
!" gerutu Arlyna menutup kepala de
jalan akhirnya taksi terlihat tap
m Arjuna heran karena taksi tidak sep
a wanita men
t wanita dengan rambut sud
taksi mbak?!" tan
enganggu
na!" tunjuknya ke arah kanan Arlyna berdiri. "
i tidak ada taksi le
ya memutuskan menyeberang. Dilihatnya kiri kanan u
rang dari sini saj
mbuat nyali Arlyna ciut ketika akan menyeberang. Apal
an, waktu sudah menunjukan lewat dari
nya Ratih bisa ngamuk kalau tahu g
ngan pantofel hitam mulai menjajak
ID
membuat jantungnya hampir lep
at Arlyna ber
II
dengar panjang dari sam
ER
tubuh Arlyna seakan mengalir begitu
ya hanya karena pertemuan pertama yang tidak bisa
elalu dicarinya sedang duduk dibelakang setir. Pria blasteran yan
II
terdengar menyadarkan Ar
ngg
uat Arlyna harus segera melanjutkan la
kecamuk dalam benak Arlyna setelah berdiri di atas trotoar memandang mobil s
.
main dibenak Arlyna melajukan mobil
n ngebut-ngebut! Mamang takut nabrak orang
-he-he." Selesai bicara, kecepatan mobil malah ditambah.
eatbelt yang melingkar di tubuh. "Tuan muda hobinya balapa
rnya ketakutan. "Pegangan Mang, ki
sa terbang. Mobil ini tidak punya sayap!
p fokus menyetir. "Ha-ha-ha. Meman
Mamang tetap menjawab walau ketakutan
"Tapi ada juga mang, burung yang tidak bisa terbang. Tidak punya sa