ri Kania untuk minta maaf. Setelah dicari kesana
anggu oleh 3 orang pemuda bertato. Dari tampang sangar dan kelakuannya yan
" tanya salah seorang dari lela
Tanya Kania te
tang sama dia. Se
ahu," sahut
sebagai jaminan cewek nggak tahu diri itu," usul salah satu pria
aksa mereka lalu menggenggam
tadi memperhatikan dari ko
ak sopan, Arista ingin menghampiri. Tapi ... baru saja kakinya me
ng-orang itu. Arista mencoba menahan diri dan memilih jadi penonton. Ia sadar
kai Kania berteman dengan dirinya. Salah satu a
an, hingga dia harus terus terlib
dan tiga orang tadi. Keadaan kantin seketika riuh dengan suara histeri
elihat Rama mulai kewalahan menghadapi ketiganya, Arista memutuskan untuk turun tangan
uat para pria bertato itu menyerah dan meninggal
ya Rama sambil mengusap darah dari
wajah Kania masih terlihat panik. Terlebih lagi menda
Kamu tenang aja," sahut
g tengah bersiap meninggalkan kantin deng
hampir aja celaka." Tuding Rama
tak berusaha untuk menyanggah itu. Me
emua nggak ada hubu
-baik," ucap Arista dan
reka tidak berhubungan lagi. Arista tak ingin keberadaannya turut
*
bir Rama yang sedang dia obati. Kania yakin, walau it
ke arah luka Rama. Walau Kania sudah melakukannya dengan s
ar agak aneh menurut Kania. Harusnya
g harus ngomong kayak gi
aku, soa
ist
ngeliat sahabat kamu yang udah mati-matian coba kamu
anding Aku, Ram." Raut wajah
..
bih berat. Aku bersyukur, dia ma
..
dupnya sendiri. Seenggaknya, dia nggak berpikiran bu
yang dia dapat dari masa lalu. Dia tetap nggak punya hak bua
a tu nggak
ng lagi? Kalau aja aku telat datang, aku nggak tahu mereka bakal ngelakuin hal jahat apa sama kamu," sambung Ram
..
r sana Kania. Jadi please, buka mata kamu. Berhenti memaklumi semua
ahu kamu kha
ni, itu udah lebih dari cukup. Salah dianya sendiri yang batu, dan nggak mau dengar
panjang. Dia tahu persis seberapa besar kekhawatiran Rama pada di
elama ini bersamanya. Lantas, jika Kania juga meninggal
tak sanggup m
*
cil tempat kontrakannya berada. Tatapannya lurus kedep
annya tadi. Namun, setibanya ia didepan kontrakan, Ia disam
ereka sangat muda
ni? Tanya Arista sembari m
ang dari kampus. Jadi lo bertiga jangan pernah ganggu gue dan teman-te
lagi tujuan mereka menemui Arista. Sepertinya, mere
m emosi gue naik," titah Arista lagi sembari mengara
tiba-tiba di bekap dengan sapu tangan d
ang terhirup olehnya kini membuatnya lemah t
*