nya yang dingin, dari raut wajahnya terl
ggenggam sebuah amplop putih mungkin itu
ba-tiba saja ponselnya berdering da
erogoh saku celananya lalu meraih
nginya. Lantaran sudah terbiasa, dia den
Fokus mendengar suara di ujung telepon. "Hem ...
via ponsel. Setelah menyimpan kembali ponselny
lalu membuangnya ke tempat sampah. Kelihatannya isi amplop
ng sejak tadi memandanginya dari kejauhan, k
sta buang. Kania membuka isi amplop dengan terburu-buru. Matan
baik Arista. Tapi gadis cantik namun berandal itu
itambah lagi Rama melarangnya berteman dengan gadis itu. Rama khawatir kejadian
an kampus, tanpa sengaja bersenggolan bahu dengan seorang mahasis
a," sesal cowok berpostur c
sana sini," sengat Arista ke
sempat terhenti, tak lagi peduli dengan orang ya
sta tengah buru-buru. Tak ada waktu
*
ik tua tak terurus, terlihat debu dan sa
k pembuatan sepatu yang mengala
iasanya di jadikan tempat pertemuan par
ceking ini sembari memberikan satu bungkus pil ekstasi p
baru?
in tugas besar sama bos, d
riu
u sampai lo gagal dalam tu
ngkin gue yang bakal ngegantung dia dulu
, gue cab
ceking ini sambil memegang lengan Ar
ta sambil menepis tang
Gue juga pengen nyobain," bu
ama gue?" Arista tentu
ya ... b
ya Arista mau tidak memberikan 2 butir
kata Pria ceking itu lagi sambil mencoba
sa menangkisnya lebih dulu sebelum pri
jangan sok ak
*
pulang ke kontrakan. Namun kepulangannya langsung d
saja untuk saat ini memang akan jauh lebih baik j
basa basi sembari membuka pintu rumahnya
nanya soa
da di tangannya. Dan Arista tentu mengenali kertas itu. It
di DO?" tanya Kania tegas dan menuntut Arista
i dan kita nggak akan pernah bisa jadi sahabat lag
gue
kita itu emang nggak cocok
hu betul kalau Arista masih engga
e ... cewek urakan yang nggak tau kemana tujuan hid
..
ebelum lo nyesel untuk kedua kalinya." Arista kembali mempertegas ucapa
ha buat mencegah semuanya terjadi? Kenapa lo nggak pernah mikirin masa depan lo? S
..
aha membuat semuanya j
ali ini hingga membuat Kania terperanga
..
kalau lo bisa ngatur kehidupan gue," sambung Arista sa
tatapan tak percaya. Dia tentu kaget bahkan mung
kalipun, itu nggak ada urusannya sama lo. Sekali
ang selama ini selalu ramah padanya, kini berubah menjadi segarang
bagaimana perasaan Kania saat ini. Kania pasti kecewa, sedih, dan
a mengabaikan itu d
h mati. Jadi lo nggak perlu repot-repot ngurusin hidup gue," sambung Aris
an Arista yang gue kenal," liri
udah mati. Arista yang ada dihadapan lo sekarang. Arista yang
lam hidup loe, tapi nggak gini caranya buat melampiaskan kekecewaan loe itu. Nggak dengan ngeru
"Gue minta loe pulang sekarang," ujar Al
pulang sebelum loe mau
um gue berbuat lebih
al pulang!" Tegas Kan
ngkur. Ternyata Arista bukan hanya menggertak. Ia benar – benar bert
a loe. Sekarang loe pulang. PULANG!!!!" Arista
banting sukses membuat K
angan air mata mendapati sikap A
ng menghampiri Kania. "Kania ... kamu kena
isini?" Kania malah balik
ista itu sekarang? Diakan yan
kayak gini itu ada alasannya," bujuk Kania dengan sangat. Dia t
ranjak dan menggedor pintu
ta pun keluar dari rumah samb
ergi dari hadapan gue. Sebelum dia ngoceh-ngoceh nggak jelas
ucap Rama tegas. Itu jelas bukan
uat apa gue
Tanpa berpikir lagi, Rama mendaratkan
an berusaha mencegah agar Rama tidak
ajak Kania sembari menarik lengan Rama, sebe
g sama Kania." Paksa Rama yang
. Dan jangan pernah nginjakin kaki loe kesini lagi!" Arista kemb
u sampe loe lakuin itu, gue orang pertama yang bakal ngasih loe pelajaran
ulang. Malu diliatin oran
menjadi pusat perhatian warga sekitar
p tak bersahabat seperti ini terhadap Kania. Kania mas
mnya. Ini adalah kali pertama dan Kania pasti
semog
*