rumah mewah terlihat Zero, sedang mencuci tangan
i bersih, dan darah-darah tadi mengalir k
ari korbannya tadi m
lo kayak gini?!!!" Ucapnya sembari
" Serunya
ak dan membuat darah meng
gap memakai topeng dan sarung tangannya kembali. Ia melangkah cepat bahkan sete
dua sandera digudang yai
mah tersebut. Dan kini lagi, lagi, d
at gadis manis berambut panjang dengan kulit putih pucatnya
ea taman kampus ini, sudah lebih dari cukup men
a dari setiap pasang mata yang kini seda
u terjadi. Tapi lama kelamaan ia mulai risih dengan semuanya. Perempuan ber
ri salah satu mahasiswa yang juga berada ditam
lain ini mulai gugup, karena mengingat dia tak akan se
kan Ia juga tak pernah berbicara santun pada dosen-do
ak ngomongin lo ko
ak Arista sembari menarik
gin lo, " ucap cowok berkacam
knya kian keras, dengan tat
ntah kearah wajah cowok berkacamata yang i
a dari kejauhan dan kini berjalan mendekat kearahnya.
'in lo bakal nyesel seumur hidup. PAHAM LO !!" Bisik Aris
Lepasin nggak?" Pinta Kania
nia sembari menarik lengan Arista.
*
karena Kania menyeretnya penuh paksaan tadi hanya untuk ke t
ih mencipratkan air ke wajah Arista, de
ta tampak kaget
uan kita
gerti dengan maksud dan ara
gak sih apa yang
an wajahnya dengan tissue. Ini pasti masih soal sikap Arist
ran di drop out dari kampu
sud
o kemungkinan bakal di DO kalau sikap kasar lo masih belum bisa berubah s
gertak sambel doank," tutur Arista dengan sangat tenang sem
Kania mengambil paksa rokok tadi dari Arista,
lo kayak gini. Lo nggak merhatiin kesehatan lo?" sambung Kania lagi sa
r lagi, dan berhenti ngerokok. Lo bisa kan lembutan dikit. L
do kayak lo ini, iya???" Terka Arista karena Kania memang sosok cew
o nggak mau feminim dikit, paling nggak lo t
nya Arista denga
ketus karena sika
alagi kasar padanya. Sikapnya yang dingin yang selalu ia tunjukka
abut dulu." Arista mulai melangkah keluar. Agak malas m
ggu
gi sih
roko
rokok gue?" tanya Ar
nggak r
sta memberikan satu kotak
a mana?" Tan
ngga
Ta. I know who yo
as lo!" Ale memberikan 2 puntung ro
udah yuk ki
mudar. Dia memang jauh lebih sabar menghadapi sikap Kania dibandin
rgian Ibunya dan menghilangnya sang Ayah serta Alfi saudaranya 7 tahun lalu, Aris
... d
rgetar. Arista merogoh saku, lalu mendapati satu panggilan mas
irik ponsel Arista. "Perasaan, lo sering banget dapat telepo
sta santai. Teramat santai untuk seseora
ya? Emang lo nggak sebel di teleponin orang is
nggak pernah g
anti nomor deh." Kania masih sa
ukan berarti dia setuju, dia hanya tak ingin m
pat panggilan telepon dari nomor tak di kenal seperti ini, Kania
epon dengan private number itu, mungkin saja pengagum
siapa yang meneleponnya, tapi dia cukup tahu apa yang harus dia l
ada pekerja