dan menghitam. Hutan angker yang mereka lewati telah menjadi tempat berbagai cerita menyeramkan yang sering diceritakan oleh penduduk
akut yang kian mencekam, seolah-olah ada sesuatu yang terus membuntuti mereka dari belakang. Di tengah kegelapan, mata Feng menang
auhan. Cahaya itu seperti mercusuar di lautan gelap, memberikan harapan yang hampir sirna. Dengan sisa tena
nuhnya menghilangkan rasa takut yang masih menggantung di udara. Dengan napas tersengal-sengal, Feng dan teman-temannya berhasil keluar dari hutan dan tiba
ama lain, berbagi perasaan lega dan trauma tanpa perlu kata-kata. Mereka tahu, meskipun sudah
an mengerikan itu, namun jauh di dalam hati, mereka tahu bahwa hutan itu masih men
iao, perempuan yang dicintainya yang telah meninggal. Yen Liao seperti menitipkan pesan pada Feng agar
at dikenalnya, Yen Liao, perempuan yang dicintainya yang telah meninggal beberapa tahun lalu. Yen Liao berjalan mendekatinya dengan senyum lembut
s bangkit. Kau harus melakukan perlawanan terhadap Jimin Yu. Dia telah merebut ladang-ladang milik
selalu ia rindukan, tetapi Yen Liao menjauh. "Jangan lupa, Feng, ini adalah tuga
r kencang. Mimpi tentang Yen Liao masih terasa begitu nyata, seolah-olah ia benar-benar baru saja berbica
lihat seperti melihat hantu," ka
nangkan dirinya. "Aku bermimpi," jawabnya dengan suar
Yen Liao, meskipun dia telah meninggal beberapa tahun yang lalu. "Apa
ng kita harus melawan Jimin Yu. Dia telah merebut ladang-ladang milik masyarakat desa Goangnam, dan mereka me
Liao yang mengatakan itu, maka kita harus melakukannya. Ki
er, mereka merasakan semangat baru menyala dalam diri mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah panggilan untuk bertind
mpulkan semua orang. Kita akan merencanakan perlawanan ini dengan baik. Kita akan tun
epan mereka penuh dengan bahaya, tetapi dengan semangat dan persatuan, mereka percaya bahwa mereka bisa mengubah nasib de
*
ng sederhana namun berwibawa. Di sekelilingnya, beberapa bawahannya, termasuk Paman Wu yang bijaksana dan berpen
en Liao masuk ke desa Sowan,"
eror ke banyak desa tetangga. Dia mengancam ke
, wajahnya terlihat penuh
uk seperti Yen Liao masuk ke desa kita," katanya. "Namun, ritual i
p. "Apa yang kita butuhkan, Paman Wu? Kita ak
ta air di gunung, daun-daun dari pohon ginkgo yang tumbuh di hutan timur, garam laut yang telah diberkati oleh
air suci dan daun ginkgo. Aku percayakan pada kalian untuk mengurus sisanya." Para
dapatkan air suci, sebuah perjalanan yang penuh dengan bahaya dan rintangan. Mereka juga berhasil mengum
dapatkan garam laut yang telah diberkati oleh seorang biksu. Mereka juga mengatur pe
ngan semua penduduk berkumpul dalam lingkaran yang penuh dengan harapan. Dengan tenang dan
rbentuk di sekitar desa Sowan, berkilauan seperti perisai yang tidak terlihat. Sem
e kejauhan. Dia tahu bahwa tantangan masih ada di depan merek
sanaanmu," kata Jimin Yu, menepuk ba
il usaha kita bersama, Jimin. Selama kita ber
ngkin datang di kemudian hari Kebangkitan Yen Liao mungkin merupakan ujian berat, tapi merek
Sowan kembali terguncang oleh kehadiran Yen Liao kembali. Malam itu, teriakan kepan
*