img TULPA (Permainan Cinta)  /  Bab 4 Obat Penenang | 4.26%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Obat Penenang

Jumlah Kata:1198    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

U

at Pe

, ayo s

sekolahku dan segera menuruni anak tangga menuju ruang makan. Sesampainya di sana, kulihat mama tengah

," sa

ga," bal

Suara dering telepon milik mama, mengalihkan atensi kami. Mama dengan segera bangkit untuk mengangkat telepon. Aku hanya meman

ntarmu ke sekolah. Mama harus segera pergi k

irnya mama pamit untuk berangkat pergi. Kini hanya tersisa diriku yang duduk seorang diri di ruang makan. Tidak ada, Kelabu. Itu membuatku bosan. Memutuskan untuk segera menghabisi sara

ngangguk saja. Inilah aku, gadis pendiam yang sulit berinteraksi lebih tepatnya malas. Aku terlanjur sul

t di depan sana. Memang benar, jarak antara rumah dengan sekolahku tidak terlalu jauh. Berjalan kaki saja hanya membutuhkan sepuluh menit saja, mamaku saja yang sering meluangkan waktu untuk mengantarku, padahal a

" gumamku ketika kedua kakiku be

sendiri. Semuanya akan baik-baik saja. Setelah hampir lima menit berdiam diri seperti orang bodoh di depan gerbang, akhirnya aku memberani

jamkan kedua mata, dapat kurasakan kini semua tubuhku basah kuyup. Pegangan pada knop pintu mengerat, ket

h, b

bergidik jijik ke arahku. Begitu pula dengan sang pacar yang duduk di sebelahnya, meran

uuu,

rsis kay

. Cairan berwarna hitam keputihan meluncur melewati dari. Kuseka, bau busuk seketika mer

hanya diam, menatapku. Apa-apa ini?! Kenapa, Kelabu diam saja tanpa menolongku?

irkan Kelabu. Apakah selama ini aku terlalu berharap kepadanya? Tetapi, kenapa rasanya sesesak ini? Tanpa sadar, air mataku mulai menetes. Sakit melihat Kelabu yang membiark

padanya. Kugigit bibir bawahku, menahan suara isak tangis agar tidak lolos sampai terdengar dari luar. Menangis dalam diam. Setelah puas, aku mulai mencuci muka. Mencoba menghilangkan bengkak y

ku menoleh, penasaran siapa yang mengetuk

da orangnya, pinda

sal kubuka pintu kamar mandi. Terdiam, ketika di depan pintu sudah b

ku dingin. Dia

sekolah kepadaku. Aku hanya mel

ergemuruh, tidak bisa membiarkan ekspresi mendung itu untuk terus-men

kasih,"

tidak ada Kelabu yang memberikanku pakaian, entah bagaimana nasibku sekarang. Rasa kesalku perlahan hilang. Kelabu benar-benar memiliki sesua

u lagi di sana. Aku bahkan sampai menyusuri kamar mandi hanya untuk mengecek apakah Kelabu m

a ada urusa

las. Kupukul kepalaku, mencoba mengenyahkan halusinasi yang mulai merangkak memenuhi pikiranku. Sadar, K

*

mar. Mama belum pulang dan aku yakin pasti mama akan kembali lembur seperti yang sudah-sudah

masih dalam posis

m?

duk. Kupeluk dirinya, tumpah sudah tangisku. Dapat kurasakan sesaat tubuhnya menegang mendap

Tangan kiriku sudah memukul dad

ku meluap. Kelabu belum juga menjawab. Sampai tangisku perlahan mereda.

ku tidak bisa menolongmu

tanyaku

. Hening menya

menerima kehadiranku, Kejora

menerimamu sepenuhnya!" jawabku. Tang

um. Aku mengangguk saja. Ditariknya lengan

lam aroma tubuhnya yang berbau coklat manis bercampur dengan aroma air hujan yang merembes ke

mbung

img

Konten

Bab 1 Lilin Bab 2 Siapa Dia Bab 3 Kelabu Bab 4 Obat Penenang Bab 5 Bersamanya Bab 6 Pengganggu Bab 7 Rai dan Hilangnya Kelabu Bab 8 Keanehan Bab 9 Imaji Bab 10 Mimpi
Bab 11 Kue Kering Harapan
Bab 12 Cewek Gue!
Bab 13 Menghabiskan Malam
Bab 14 Alasan yang Belum Terkuak
Bab 15 Aku Ratunya
Bab 16 Samar
Bab 17 Sesuatu yang Tidak Dimengerti
Bab 18 Pesona Kelabu
Bab 19 Penjaga
Bab 20 Kericuhan
Bab 21 Sikap Aneh sang Mama
Bab 22 Sayang
Bab 23 Bicara Sama Siapa
Bab 24 Kecelakaan
Bab 25 Sang Mimpi
Bab 26 Tidak Peduli
Bab 27 Calon Mertua
Bab 28 Penganggu Harus Mati
Bab 29 Malapetaka
Bab 30 Dua Sisi pada Satu Sosok
Bab 31 Siapa Cewek yang Bersama Kelam
Bab 32 Alur Mulai Berubah
Bab 33 Semakin Kacau
Bab 34 Semuanya Hanya Drama
Bab 35 Belum Bisa Melupa
Bab 36 Permintaan Iqbal
Bab 37 Menghindar dan Pernyataan
Bab 38 Bingung
Bab 39 Kembali dirundung
Bab 40 Tentang Peringatan, Pertanyaan dan Luka
Bab 41 Terjebak di Situasi Berdua
Bab 42 Siapa Sang Karma
Bab 43 Jam Tangan Kuno
Bab 44 Bertengkar
Bab 45 Pertemuan Pertama dengan Sang Imaji
Bab 46 Bola-Bola Ingatan
Bab 47 Masa Kecil yang Hampir Terhapus
Bab 48 Fakta Mengejutkan Kelam
Bab 49 Makam Ayah
Bab 50 Tunangan
Bab 51 Kapan Nyusul
Bab 52 Waktu Bersama Kelabu
Bab 53 Dejavu
Bab 54 Paket Misterius
Bab 55 Foto Petunjuk
Bab 56 Obrolan yang Berat
Bab 57 Tetap Menjadi Bu Bos
Bab 58 Dia Pelakunya
Bab 59 Tawaran dan Perjanjian
Bab 60 Perlombaan Antar Kelas
Bab 61 Kejora vs Gladia
Bab 62 Kejadian Beruntun
Bab 63 Bukan Kabar Baik
Bab 64 Kejora–Kelam–Gladia
Bab 65 Tidak Ada Hubungan Apa-Apa
Bab 66 Bertemu Orang Tua Kelam
Bab 67 Kehangatan Keluarga
Bab 68 Dance With You
Bab 69 Penolakan
Bab 70 Teman Baru
Bab 71 Kepergian dan Satu Fakta
Bab 72 Koma
Bab 73 Jam yang Sama
Bab 74 Teka-Teki
Bab 75 Misteri dan Jawabannya
Bab 76 Benang Merah
Bab 77 Perjuangan
Bab 78 Tawaran Pertukaran Jiwa
Bab 79 Perjuangan 2
Bab 80 Kembali Pulang
Bab 81 Kesempatan Kedua
Bab 82 Penjelasan
Bab 83 Penjelasan Bagian Dua
Bab 84 Memulai Lembaran Baru
Bab 85 Calon Istri
Bab 86 Balikan
Bab 87 Dinner
Bab 88 Dimabuk Cinta
Bab 89 Berdamai
Bab 90 Belajar Bersama
Bab 91 Kilas Kisah Gelang
Bab 92 Bahagia yang Sederhana
Bab 93 Menuju Ending
Bab 94 Ending
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY