ka memuncak. Tanpa berpikir panjang, dia masuk dan mengunci pin
atan itu. Sudah hampir sepuluh tahun Bapak tak pernah merasakan keba
tuinya sejak istrinya meninggal akibat
an. Sebagai pria duda, Pak Herman berhak merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang d
umam Santi pelan, hatinya menco
rsebut terucap, perasaan Pak Herman dan Santi memenuhi udara ruangan itu dengan berbagai ragam emosi, merasa was-was akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun begi
cak. Dengan cepat, ia melorotkan celana dan celana dalamnya, memperlih
an lebih lama daripada pria pada umumnya. Sementara itu, Santi belum menyadari apa yang akan te
mulai menyelimuti hatinya. Apakah dirinya akan mampu menghadapi kejutan besar dari Pak Herman atau justru akan me
gera melahapnya. Di sisi lain, Santi mencoba menguatkan hatinya, bersiap
k!" ucap Santi tan
menentukan kepuasan, tapi durasi dan teknik yang le
Pak Herman menelan ludah, terpesona dengan keindahan tubuh Santi yang terpampang di hadapannya. Melangkah maju, Pak
ap sentuhan. Tetapi tanpa tergesa-gesa, mereka berdua bermain dalam gairah, saling memberikan perhatian yang dalam kepada satu sama lain. Masing-masing berupaya menggali keintiman yang lebih dalam lagi, menciptaka
ti dengan suara parau, ketika Pak Her
Herman yang tengah mencumbui dada mungilnya. Detik demi detik, hembusti, menahan erangan manis saat pak Herman sema
kan rasa hangat yang menyebar ke seluruh tubuhnya, dan dada
erman agar melanjutkan permainan gairah mereka. Perbuatan terl
an kekar, jadi dia tidak bisa mengambil posisi berdiri. Jadi dia
dia tidak peduli lagi dengan siapa ia memohon, dan di
ng kepala rudalnya dengan ludahny
ahin, itu pasti gampang
ub
suk dengan mudahnya, bagaikan
pikku pak, sssttt !
k plok pl
di remehkan, langsung
ampai - sampai menimbu
nya terasa di kocok pakai dua jari saja, namun dia tidak bis
plok plok
, watermark, waterboom, aaahh, aaaahhh, !" seketika Santi kembali berkicau d
r serrr serrrr
plokk plokk
cepat, dan di sela pompaannya, terda
tertahan Santi, untuk ketiga kalinya, dia meraih tu
uurrrppp sluuuurr
elumat bibir seksi Santi, dan hal
, nanti aku ketularan
uhkan ciuaman itu, dia memilih untuk tida
, dan pak Herman berusaha untuk m
k plok plok p
aja yang longgar nen
kecil pak !" timpal Sant
entu saja ada orang lain yang mend
an hal itu, karena dia saat
dongannya mulai gelisah. Akhirnya Siska memilih un
di kereta kecilnya itu, lalu Siska secara diam - diam
umah mewah milik Alex. Siska sampai saat ini masih tergolong sangat polos. Hanya saja dia
dan menyaksikan persetubuhan Azizah dan Alex. Dia yang notabenenya masih polos, namun sudah tau bahwa yan
aku penasaran banget gimana rasanya, uhhhh !" ucap lirih Siska, ketika dia mulai men
an terkendali, liangnya juga, dan wajahnya juga khas banget, dia sam
ngat segar, dan memiliki da
diri untuk melepaskan celana dalamnya, dan dia jug
ek
ka pintu k
gsung tertuju ke arah tempat tidur, dia melihat baby siste
, dia tidak menyadari keberadaan Alex, da
dehem, hingga membuat S
kan kegiatannya, dan l
ucap Siska, Sa
akukannya di depan Marissa, jadi otomatis itu a
, kamu angkat kaki dari rumah ini !" ucap Alex,
g di bawa oleh Alex menuju kamar
rissa, dia kembali
gg
sekarang kemas barang - ba
nya langsung menghampiri Alex, dia b
an, saya mohon jangan pecat saya, tolong berikan
nya tersentuh seketika, apalagi Alex juga su
aya tidak di pecat, tuan tolong saya, hiks, hiks
a tunduk, lalu memegang bahu
mu lakukan itu sebenarnya lumrah, t
angat menyelimuti hatinya, membuat Siska tanpa sadar memeluk tubuh Alex. Sebagai bentuk penger
embangkitkan nafsu yang sempat terkubur dalam hati Siska. Tanpa disadari, sentuhan Alex
melingkar erat di seputar tubuh Alex, hingga Siska merasakan ada yang ganjal di perutnya. Penasa
au hatinya, namun seiring waktu berjalan, hasrat liar pun mulai menggejala di dalam dirinya. Tak kuasa mengendalikan naf