an kafein. Hazel duduk di balkon apartemennya-melihat pemandangan kota Bern. Musim salju di Swiss sangat indah, tapi say
bali bertemu dengan pria yang tak ingin dia temui. Dia berharap mimpi buruknya segera bera
elan sambil menyeruput kopi susu. Minum kopi susu di siang hari
ya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera
enia. Kepalaku sedang pusing. Ak
ecah. Mood naik turun, membuatnya tak ingin bicara dengan siapa pun. Namun,
l sebal. Dengan sangat terpaksa, dia memilih menjawab panggilan telepon itu. Jenia
seru Hazel kala pa
di Bern. Apa itu benar?" uj
. "Iya, benar. Aku sedang
gadakan pesta ulang tahunk
uk. Aku akan meminta asistenku
Kita sudah lama
nia
ku merayakan ulang tahun di Swiss, dan kau juga ada di Swiss.
elepon dari Jenia. Jika tahu seperti ini, lebih baik dirinya tak
esta ulang tahunmu. Tapi, m
Hazel! Aku
dari salah satu brand ternama dunia sebagai hadiah untuk Jenia. Malam ini dia akan datang ke pesta ulan
*
n ulang tahun. Tampak Hazel sedikit kurang nyaman dengan aroma tembakau dan
etapi, jika mood tidak bagus, dia kurang menyukai klub malam yang selalu berisik dengan musik-musik.
an Hazel yang cantik dan seksi. Balutan dress berwarna navy dengan model tali
l Afford. Namun, sayangnya Hazel tak peduli dengan tatapan mata pria yang tak lepas men
emberikan pelukan pada Jenia, lalu memberikan paper bag ya
ku benar-benar merepotkanmu. Padahal kau cukup datang
azel membalas
n dengan teman-te
tamu undangan yang datang. Banyak teman pria Jenia yang mencoba
para tamu undangan. Seorang pelayan mengantarkan wine pada Haz
tengah memangku seorang wanita. Pria dan wanita itu berciuman dengan
a tempat lain untuk mereka ber
ngah mencumbu seorang wanita berambut pirang adalah Sergio. Mata Hazel me
selalu dia ingin hindari sekarang berada di hadapannya. Umpatan dan makian lolos
Hazel pelan dengan soro
e di tangannya ke a
an
ahannya berserakan di lantai, serta wine tumpah. Jenia ya
ou okay?" Jen
tupi rasa kesalnya. "Maaf, aku memb
embersihkan pecahan beling ini."
e toilet dulu." Haze
era berjalan menuju ke toilet-dengan langkah kaki yang terburu-buru.
ita berambut pirang yang ada di pangkuannya-dan segera menyusul Hazel. Tampak jelas wanita berambut pirang itu kesal di kala Sergio meni
pa dia tidak mati saja?!" Hazel menatap cerm
ndarkan punggungnya ke pintu. Pria tampan itu suda
Dia mengingat jelas Sergio tengah mencumbu seorang wanita berambut p
mun buru-buru Hazel melangkah
dekat denganku!" ser
ucapan Hazel. "Malam i
i kau dari hadapanku, Jerk
tadi kau lihat, tidak memiliki hubungan apa pun denganku. Relaks, Bu
uk apa aku cemburu! Kau pria sampah yang t
rgio mendekat, menghimpit tubuh Haz
ubuhnya. Wanita cantik itu memukuli dada bi
pi tenaga Hazel tidaklah sebanding dengannya. Detik itu juga, Sergi
cemburu." Sergio berbis
ya tak bisa bergerak. Berkali-kali dia berontak, tap
u membuatku semakin ingin memasukimu. Aku ingin mendengar suara desahanmu memoho