a itu untukku. Sejujurnya ruangan tersebut lebih besar dari milikku dengan interior dan furniture yang mirip dengan fasilitas bintang lima. Tiba-tiba saja aku merasakan adanya dorongan untuk mengg
isogok gaji tiga kali lipat oleh si Jack yang mesum dan bisa
adi juga tidak mau merepotkan diri membuatkan pria itu masakan istimewa. Terlebih alasan mengapa pria itu memintaku menyiapkan makanan pasti karena pria itu lapar dan aku tidak bisa membiarkan dia sekarat dalam kondis
endekat ke arah mejanya barulah dia menghentikan aktivitasnya sejenak dan melirik padaku sebelum menatap nampan yang berisi roti lapis dan jus jeruk. Aku bersumpah bahwa aku berha
a mau merilik ke arah nampan ya
rena aku capek mengangkut barang-barangku ke lantai atas. Entah kau mau
benci makanan buatanmu," katanya membalas dengan
esti aku selesaikan dan aku tidak bisa kabur dari itu. Aku menatap ke arah laptopnya yang menyala dan hampir menghela napas lega ketika mendapati sudah ada beberapa ratus kata yang berhasil terketik
tahu sudah sejau
bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu," sahut pr
merasakan ada banyak emosi yang bisa dia sampaikan lewat ketikannya. Terlalu sulit bagiku untuk percaya bahwa bajingan arogan macam Jack Jeagerjaq
janjikan," kataku berkomentar. Terus terang itu adalah p
an itu jika karya buatanku tidak menarik sejak awal
ar orang paling arogan yang pernah aku kenal. Jika arogansi dapat diperso
hutku bergumam sambil kem
sung membuat indera penciumanku terasa kacau. "Aku akan keatas, panggil saja aku jika kau butuh sesuatu," kataku sebelum aku m
keluar dari bibirku ketika aku berhasil keluar dari kamarnya dan menjauhi aroma tubuh pria itu
h
eaksi berlebihan
las air dingin dari dalam kulkas untuk memperbaiki kekacauan yang aku buat disana sebelum betulan
*
asa gatal, tetapi aku tidak bisa. Aku mengerutkan alisku dan menggigil ketika merasa tubuh bagian bawahku terasa dingin. Untuk percobaan kedua kali ini aku berusaha menggerakan
pala dengan kain-yang kurasa adalah dasi yang diikat kencang pada besi tempat tidur. Kepanikan langsung menyergap dalam diri. Aku benar-benar takut dan bingung dengan situasi ini apalag
al
pa yang sebenarnya terjadi?" t
pintu kamarku dibuka dari luar memuncu
a sambil menatap dirinya kaget da
Persetan! Situasi ini terlalu mencengangkan hingga aku tidak bisa memproses segalanya dengan benar. Bibirnya sekali lagi menciptakan
g tidak karuan di dada. Terlampau sangat keras dan menyakitkan di telinga. "Apa-apaa
meraih daguku dengan mudah, memaksaku untuk menghadapnya. "Tutup mulutmu,
y s
Apa kami berc