a, pandangan matanya kosong dengan memegang cek di tang
ir mata, wanita itu mengusap kasar pipinya untuk menghapus jejak air mata yang baru s
lam lamunannya untuk sesaat, pandangan matanya kemu
ngannya, air matanya luruh begitu saja tanpa
yang tak bersemangat Hana lalu berjalan ke arah kamar mandi
gakkan kepalanya, membiarkan air itu terus membasahi wajahnya. mungkin dengan begitu dia bisa meredakan se
akin ia mengingat kejadian itu, semakin ia menangis, Hana menggosok-gosok lengannya dengan kencang
melakukan itu dengan lelaki lain, aku merasa jijik dengan tubuh ini, tubuh ini suda
berteriak mel
ngan kasar, seolah ia membersihkan diri dari kotoran yang sulit sekali h
bahnya seperti wanita malam, menjual
ini wanita itu memukul-mukul dadanya sendiri
rasa kesal dan sesak dalam dadanya. Hana melipat kedua kakinya dan memeluk kakinya sambil terus menangis
matanya, dan bergegas membersihkan diri, setelah selesai, wanita itu mematikan sho
rapikan dirinya, Hana melihat kembali cek yang tadi dia dapatkan, lalu berjalan keluar dari kamar hotel itu. seb
menemui anaknya, pasti bocah kecil itu
mencairkan cek yang telah ia dapatkan, setelah semua uang masuk kedala
balinya kejadian tadi malam, sungguh di tak percaya nekad melakukan ini, saat Hana asyik dengan lamunannya, taksi yang
ek
duduk di samping anaknya, begitupun dengan Aline, wanita itu l
era masuk dan menutup pintu itu, ber
menemaninya, maafkan aku yang ikut melibatkanmu dalam ma
anita itu kini tengah mengusap wajah anak
melihat ke arah Hana, Hana mengalihkan pandangannya m
adis itu untuk keluar dari kamar, Hana tak ing
naknya, Aline berdiri di samping Hana menunggu wanita itu untu
mencairkannya tadi, sebelum aku kesini,"
gan mata Hana mulai sayu dan berembun butiran air mata jatuh begitu saja, Aline yan
ku telah menjual diriku hanya demi uang Aline." Air mata pun mula
enghibur sahabatnya, ia sangat tau bagaimana perasaannya Hana saat
mi anakmu, kau terpaksa melakukannya dan ini semua bukan mau
ttt
nyi, ia segera men
lo p
rapa dan kau terlambat hari ini." Devan mengingatkan Aline a
erluan yang tak bisa saya tingg
setelah panggilan dari Devan berakhir, lelaki it
isa berlama-lama disini, aku
kkan kepalanya
kan aku tak bisa lama menemanimu, tapi aku janji setela
Hana sendiri di sana, namun ia pun tak bi
terima kasih kau sudah membantuku, dan selalu
pergi dulu," ujar Aline sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Hana seor
iskan nafasnya sambil kembali duduk, Han
ang sangat berbahaya yang bisa mengancam jiwanya. Hana tidak ingin lagi kehilangan orang ya
uaminya, senyum dan canda tawa itu selalu terukir dalam kehid
Hana mengingat kembali masa-masa dimana ia menj
ukanya, ia melihat foto suaminy
aku, mungkin aku tak akan mengalami ini." Air