/0/6624/coverbig.jpg?v=a7f7e00475cce7f1d5cd45cf837b3f13)
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Sebuah rumah mewah nan megah disusuri oleh Laura, diikuti oleh seorang pria bertubuh besar yang tadi menegur dirinya di depan gerbang, juga menggeledah sekujur tubuh. Laura ketakutan, bahkan itu belum hilang sampai sekarang. Entah siapa orang yang akan ditemui olehnya, hingga memiliki rumah dengan penjagaan super ketat dari pria-pria bersenjata.
"Tunggu di sini!" kata pria itu, nadanya sangat berat.
"Baik," lirih Laura menjawab.
Berdiri di teras rumah tanpa boleh untuk masuk lebih dulu, gadis berusia dua puluh tahun itu menoleh ke sana dan kemari, mengabsen setiap sudut halaman luas yang tampak indah. Matanya segera tertunduk, tatkala tajam manik mata mengarah padanya, dari seorang penjaga. Jantung Laura berdegup kencang, jari-jari dimainkan olehnya di depan tubuh.
"Masuklah, tuan menunggumu di dalam! Pelayan akan mengantarkanmu!" suara berat itu kembali menyeruak, Laura tersentak.
"Ba-baik, terima kasih banyak." Laura mengangguk.
Seorang pelayan wanita menanti di ambang pintu, isyarat mata diberikan oleh bodyguard padanya agar segera pergi mengantarkan. Rumah itu ternyata sungguh mewah, Laura tidak bisa untuk berhenti mengagumi. Ukiran-ukiran indah nan cantik, dilengkapi dengan perabot yang memancarkan harga jual menjulang.
Langkahnya terhenti di sebuah pintu tinggi warna hitam, pelayan di depannya mengetuk. Terdengar suara samar namun tegas, wanita berseragam putih hitam itu menekan hendel pintu. "Silakan masuk," katanya sembari mengulurkan tangan ke dalam ruangan.
Laura menelan saliva, entah mengapa ketakutannya berlipat ganda. Langkah diperintah untuk melangkah, tanpa dibiarkan melawan. Terasa udara dingin mencekam begitu ia masuk ke dalam, ruangan serba hitam yang sangat luas. Ada seseorang duduk di balik meja berwarna senada, tatapannya bak serigala siap memangsa.
"Se-selamat sore, Tuan. Sa-saya datang kemari untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh," ucapnya terbata, memaksa bibir siap membeku untuk bergerak.
Lelaki itu memutar kursi, dia berdiri dan berjalan menghampiri. Ah, dia sangat tampan dan tubuhnya tinggi tegap, batin Laura mengagumi lelaki yang kini duduk di meja, menyilangkan kaki di atas lantai dan menelisik setiap senti tubuhnya.
Laura risi dengan tatapan diberikan, dia menundukkan kepala serta pandangan. Namun, lelaki pemilik suara berat nan serak itu tak menyukai, dan memintanya mengangkat kepala. "Lihat aku saat berbicara!" katanya.
Laura mengangkat pandangan juga kepalanya, jari-jari tak usai saling meremas di depan tubuh.
"Siapa namamu?!" tanyanya.
"Laura, Tuan. Saya mendengar tentang Anda yang mencari pengasuh untuk seorang anak, untuk itu saya datang kemari."
"Virgin?" tanya lelaki itu mengejutkan.
"Y-ya?!" gugup, melebarkan kedua mata.
"Aku ingin melihatnya. Jadi, buka semua pakaianmu!" perintah lelaki bernama Greyson Haidar.
"A-apa? Mem-membuka pakai-an?" semakin gugup Laura, dia mungkin salah mendengar dan mengulang perkataan.
"Kamu tuli?!" tatap Grey tajam.
"Maaf, saya tidak bisa melakukannya. Saya kemari untuk melamar sebagai pengasuh, bukan pelacur. Terima kasih banyak!" ucap Laura cepat, dia berbalik badan.
"Lima puluh juta sebagai uang muka, berapa pun yang kamu inginkan setiap bulannya!" sarkas Grey, menghentikan langkah Laura. "Aku tidak akan mematok gaji bulanan, cek kosong akan kuberikan padamu setiap bulan, dan kau bisa mengisinya sesuka hati!" sambung Grey.
Laura menoleh, dia berbalik badan. "Berapa pun?" tanyanya, terangkat kedua alis Grey memberi jawaban.
Tatapan lelaki itu seolah menantikan, ujung bibir kiri atas terangkat sedikit. Laura bergeming, dia berpikir untuk sementara waktu. Ya, mungkin tak ada salahnya, ini juga sudah terlanjur dilakukan. Hanya membuka pakaian, mendapat uang lima puluh juta untuk pengobatan ayahnya. "Baiklah, saya akan melakukannya."
Grey tersenyum penuh kemenangan, tak pernah ia gagal untuk mendapatkan apa diinginkan, seumur hidupnya. Laura membuka setiap manik kancing dari seragam cleaning service warna biru membalut tubuh, perlahan dengan keraguan menyelimuti. Grey melipat tangan di depan dada, kepalanya sedikit miring untuk mengamati.
Hingga terlepas semua kancing kemeja, benda kenyal bulat terlihat menyembul dan itu membuat Grey menelan saliva tanpa sadar. "Oh, fuck!" batinnya.
Laura memejamkan kedua mata, dia melepaskan kemeja dan mulai membuka kancing celana juga menurunkan resleting. Semakin tak sabar Grey untuk menyaksikan keindahan yang menggoda, walau itu bukanlah kali pertama. Namun, ada yang berbeda dari biasa ia lihat, wajah lugu nan malu-malu yang menggugah hasrat.
Laura membungkuk, dia melepaskan celana. Kemudian menutupi bagian dada dengan kedua tangan, ketika ia sudah berdiri lagi. Hanya ada pakaian dalam menutupi tubuh mulusnya, tubuh yang seolah mengerti bagian mana harus tumbuh besar, dan menyurutkan bagian-bagian tak berguna. Grey menelisik dari bawah ke atas, lalu ke bawah lagi. "Sexy!" gumamnya.
"Sudah, Tuan? Apa saya boleh memakai pakaian saya lagi?" tanya perempuan dengan mata tertunduk malu itu.
Grey mengulas senyum tipis, dia mengayunkan langkah dari meja, langsung menarik pinggang Laura menempel tubuhnya. Sontak itu mengejutkan, terlebih saat bibir lelaki itu melumat bibirnya langsung rakus. Tak ada ruang bagi Laura meloloskan diri, bahkan sekedar meraup oksigen dalam ruangan. Lelaki beringas itu mendorong tubuhnya, hingga membentur dinding, kemudian memutar tubuhnya.
"Lepaskan, sa-ya." Laura meminta, namun Grey semakin liar mencumbu dirinya, menyingkirkan rambut panjang tergerai di belakang. Pengait bra dilepaskan, membebaskan benda sudah menggoda mata sedari tadi. "Lepas! Bukankah aku harus memeriksa apakah kau perawan atau tidak?" ucap Grey, napasnya sedikit memburu.
"A-apa maksud Anda, Tuan? Tolong ... tolong jangan lakukan ini," pinta perempuan tengah kebingungan juga ketakutan itu.
Grey tak menjawab, dia menarik lengan Laura kasar, melemparkan tubuhnya ke sofa panjang warna hitam. Laura terpental, dia duduk ketakutan. Grey menarik bra masih menempel cupnya, melemparkan asal dan memasukkan dada ke dalam mulut. Erangan tanpa sengaja dibuat oleh Laura, ketika lelaki itu mengisap miliknya dengan sedikit menggigit pelan. "Tuan ...." Laura bersuara dengan mata terpejam, semakin memancing keinginan besar untuk dilancarkan.
Grey menurunkan paksa celana dalam warna putih Laura, menciumnya sejenak, itu memabukkan. Dia melemparkan lagi, kemudian melebarkan kedua kaki Laura. Kali ini, bagian terhangat itu menjadi sasaran, tapi ternyata sudah mengeluarkan sebuah cairan. "Ah, dia sangat sensitif!" umpat Grey, namun masih saja melahap bagian sensitif lain Laura.
Rakus, liar, tak beraturan atau berirama, hanya nafsu yang berperan dalam kebuasan seorang pengusaha dunia bisnis itu. Laura begitu menikmati pada akhirnya, dia bahkan refleks menjambak rambut hitam pekat Grey. Suara-suara semakin kencang menggema, mengisi setiap sudut ruang kerja pribadi.
"Kau menyukainya, huh?!" sejenak Grey berucap, sebelum melanjutkan lagi permainan lidah dengan tangannya.
"Ja-jangan hentikan!" pinta Laura tersengal, lagi-lagi mampu membuat Grey tersenyum penuh kemenangan. "I-itu ...," imbuh Laura, sepertinya dipahami oleh Grey.
"Keluarkan, Sayang. Kau akan merasakan kenikmatan sesungguhnya," kata Grey, berpindah sejenak pada dada Laura. "Dan kau akan segera mengingat siapa aku!" batinnya menambahkan.
Apa jadinya, ketika dua orang berbeda usia 13 tahun, harus terjalin sebuah hubungan pernikahan? Mungkinkah keributan akan perbedaan sifat, atau justru kisah menyenangkan yang akan mewarnai? Damian dan Ines, dua orang yang bersepakat menjalin kerja sama menguntungkan dalam wujud pernikahan, akibat keadaan mengimpit yang memaksa. Keluarga Damian mengalami kebangkrutan, dan ia harus menerima banyak penghinaan yang ingin sekali dibalas tuntas. Di sisi lain, Ines pun diterjang isu tak menyenangkan, tentang dirinya yang dianggap pencinta sesama jenis, karena belum juga menikah di usia 40 tahun. Hingga suatu kesempatan, Ines melihat Damian dihajar dan diusir oleh seluruh anak buah Max. Ines memerintahkan anak buahnya menyelamatkan, membawa ke rumah dan memberi perawatan. Di saat itulah, muncul ide di kepala Ines dan langsung mengutarakan pada Damian. Wanita pemegang takhta tertinggi dalam dunia bisnis itu, beranggapan bahwa Damian mudah dikendalikan dengan uang. Namun, rupanya Ines salah menilai sosok Damian. Seiring berjalannya waktu, rahasia demi rahasia pun mulai terbongkar. Pada akhirnya, Ines mengetahui banyak kebenaran tentang Damian, yang tak pernah diketahui atau sekedar dipikirkan selama ini. Lantas, apakah rahasia yang dimiliki oleh Damian? Mungkinkah, jika Ines akan bisa memaafkan Damian, ketika mengetahui tentang kebenaran hidupnya?
Sebuah peristiwa besar terjadi dalam kehidupan Reynand, memaksa tuan muda itu meninggalkan istrinya yang tengah berbadan dua. Satu tahun kemudian ia kembali, setelah mendengar kabar pernikahan istrinya bersama sang mantan kekasih. Reynand murka, ia melampiaskan tanpa batas pada Reza. Ancaman pun dilayangkan pada Bram, yang tak lain adalah ayah kandung Keisha. Reynand bersumpah membalaskan semua kejadian satu tahun lalu pada setiap orang yang terlibat, dan tak mengizinkan untuk seujung rambut istrinya tersentuh siapa pun, termasuk diri Bram sendiri. Banyak fakta terbuka lebar kala Reynand kembali. Termasuk kehamilan sang istri, yang semakin membuatnya murka.
Hanya demi menjaga nama baik keluarga, Dimas rela menikahi adik angkatnya sendiri. Padahal, Dimas telah memiliki istri juga tiga orang anak yang sangat dicintai. Semua dilakukan dengan kesepakatan bersama Luna juga keluarga, termasuk merahasiakan pernikahan dari Rena—istri sah Dimas. Dimas memang berjanji, hanya menikahi Luna dalam waktu beberapa bulan saja. Namun, siapa yang akan tahu bahwa pernikahan kedua itu, akan terjadi singkat atau bahkan sangat lama. Mungkinkah, bahwa Dimas akan menggunakan perasaan dalam pernikahan keduanya, mengabaikan tentang istri serta ketiga anaknya? Lantas, bagaimana tanggapan Rena ketika mengetahui tentang pernikahan kedua suaminya?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
"Yang pertama, kujelaskan di sini. Kita menikah adalah atas dasar kesukarelaan satu sama lain, bukan karena keterpaksaan. Aku tidak suka dianggap memaksa seseorang untuk kunikahi," katanya. Tanpa sadar aku mengangguk seolah aku paham apa yang dia maksud. Padahal jelas- jelas bagiku tetap saja ini keterpaksaan. "Yang kedua, ini bukan pernikahan kontrak seperti yang sering kau tonton pada drama- drama di televisi. Jadi dalam pernikahan ini, jangan harap akan ada perceraian. Jadi jika kau ingin terbebas dari pernikahan ini. Cuma ada dua kemungkinan. Salah satu dari kita mati. Atau jika pun memang harus ada perceraian, itu karena aku yang menginginkannya," katanya dengan nada yang tiba- tiba berubah mengintimidasi. Demi hutang, Lila terpaksa harus rela menjadi istri keempat seorang tuan tanah kaya raya yang dijuluki tuan Thakur. Mampukah dia menjalani pernikahan ini? Follow ig author @ema_ahman Visual gambar by pexels.com Edit Cover by PicsArt"Yang pertama, kujelaskan di sini. Kita menikah adalah atas dasar kesukarelaan satu sama lain, bukan karena keterpaksaan. Aku tidak suka dianggap memaksa seseorang untuk kunikahi," katanya. Tanpa sadar aku mengangguk seolah aku paham apa yang dia maksud. Padahal jelas- jelas bagiku tetap saja ini keterpaksaan. "Yang kedua, ini bukan pernikahan kontrak seperti yang sering kau tonton pada drama- drama di televisi. Jadi dalam pernikahan ini, jangan harap akan ada perceraian. Jadi jika kau ingin terbebas dari pernikahan ini. Cuma ada dua kemungkinan. Salah satu dari kita mati. Atau jika pun memang harus ada perceraian, itu karena aku yang menginginkannya," katanya dengan nada yang tiba- tiba berubah mengintimidasi. Demi hutang, Lila terpaksa harus rela menjadi istri keempat seorang tuan tanah kaya raya yang dijuluki tuan Thakur. Mampukah dia menjalani pernikahan ini?
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?