Apa jadinya, ketika dua orang berbeda usia 13 tahun, harus terjalin sebuah hubungan pernikahan? Mungkinkah keributan akan perbedaan sifat, atau justru kisah menyenangkan yang akan mewarnai? Damian dan Ines, dua orang yang bersepakat menjalin kerja sama menguntungkan dalam wujud pernikahan, akibat keadaan mengimpit yang memaksa. Keluarga Damian mengalami kebangkrutan, dan ia harus menerima banyak penghinaan yang ingin sekali dibalas tuntas. Di sisi lain, Ines pun diterjang isu tak menyenangkan, tentang dirinya yang dianggap pencinta sesama jenis, karena belum juga menikah di usia 40 tahun. Hingga suatu kesempatan, Ines melihat Damian dihajar dan diusir oleh seluruh anak buah Max. Ines memerintahkan anak buahnya menyelamatkan, membawa ke rumah dan memberi perawatan. Di saat itulah, muncul ide di kepala Ines dan langsung mengutarakan pada Damian. Wanita pemegang takhta tertinggi dalam dunia bisnis itu, beranggapan bahwa Damian mudah dikendalikan dengan uang. Namun, rupanya Ines salah menilai sosok Damian. Seiring berjalannya waktu, rahasia demi rahasia pun mulai terbongkar. Pada akhirnya, Ines mengetahui banyak kebenaran tentang Damian, yang tak pernah diketahui atau sekedar dipikirkan selama ini. Lantas, apakah rahasia yang dimiliki oleh Damian? Mungkinkah, jika Ines akan bisa memaafkan Damian, ketika mengetahui tentang kebenaran hidupnya?
Tergesa-gesa Ines mengayunkan kaki memasuki rumah, diikuti oleh Alex-sekretaris pribadinya. Bukan tanpa alasan wanita berusia empat puluh tahun itu turut memasang wajah berang, pasalnya setengah jam lalu Ines mendapatkan kabar tentang ulah suami mudanya.
"Di mana Damian?!" tanya Ines pada pelayan tengah menyambut hadirnya.
"Tuan ada di-" Suara pelayan terpenggal, akibat suara lain menyergap cepat.
"Aku di sini!" Irama bariton khas, menyambar dari ruang tamu.
Ines menghela napas lebih dulu, sebelum heels delapan sentimeter diajak bergerak menyisir lantai. Tangan diletakkan pada kedua pinggang, tatkala wanita berbalut blouse putih itu, mendapati sang Damian berbaring menggantung kaki di sofa panjang.
"Tidak bisakah kamu berhenti membuat ulah?!" tegur Ines segera. "Apa kamu sudah lupa tujuanmu menikah denganku, Damian?!'
"Aku tidak pernah melupakan hal itu." Lelaki berjaket hitam tersebut, bangkit dan mulai duduk melebarkan kaki.
"Kalau kamu tidak lupa, lalu kenapa kamu terus saja membuat masalah? Bagaimana kalau semua ini tersebar ke media, Damian? Mungkinkah, kamu akan bisa membangun kembali perusahaan Xander?"
Damian menggeser biji mata, menatap wanita berkulit putih di hadapannya. "Bukan aku yang memulai lebih dulu," ucapnya acuh. "Lagi pula, aku memiliki alasan untuk menghajar Max."
"Tidak peduli apa alasanmu melakukan hal itu, Damian. Satu yang jelas, kamu tidak akan pernah bisa membalas penghinaan yang pernah diberikan oleh Max, jika kamu terus membuat dirimu terlihat lebih hina seperti ini!"
Wanita pemilik tinggi 173 sentimeter tersebut, meluapkan nada emosi. Keseriusan pun terlukis jelas dari suara tegasnya, dan direspons helaan napas panjang oleh lawan bicaranya.
Damian berdiri, mendekati sang istri. "Aku benar-benar memiliki alasan, untuk menghajarnya. Tidak bisakah kamu mencari tahu lebih dulu, sebelum memarahiku seperti anak kecil? Aku suamimu, bukan anakmu."
Ines mengunci sesaat perhatian pada wajah malas Damian. Tangan kiri terulur ke arah sekretaris telah menemaninya dirinya selama hampir enam tahun lamanya. Dua buah map hitam lekas berpindah ke tangan, segera dilemparkan tepat pada dada bidang Damian.
"Apa ini?" tanya lelaki bertubuh gagah tersebut, menahan map berlogo emas perusahaan agar tidak sampai mendarat ke lantai.
"Surat penyerahan perusahaan, dan cek kosong. Kamu bisa mengisi berapa pun yang kamu inginkan, dan pergilah dari hidupku selamanya." Ines menekankan kalimatnya, Damian seketika membeliak.
Map dibuka oleh Damian, sekedar memastikan ucapan dari wanita yang sudah dinikahinya sekitar dua bulan lalu. Pupil mata kata Damian membengkak, tatkala taburan tinta hitam berdesakan menusuk pengamatan.
"Aku tidak membutuhkan semua ini!" berang Damian, membuang begitu saja map dari tangan kiri.
"Jaga nada bicaramu, Damian! Jangan pernah berteriak di rumahku, atau-"
"Atau, kamu akan mengusirku? Menghancurkan hidupku dan orang tuaku?" sergah Damian. "Lakukan saja! Aku tidak lagi peduli dengan semua itu!"
"Damian!"
"Tidak bisakah kamu menghargai orang lain? Tidak semua hal bisa kamu selesaikan dengan uang, Ines! Termasuk perasaanku!"
"Jangan bicara macam-macam, dan pergilah dari rumah ini, sekarang juga!"
"Aku tidak akan pernah pergi ke mana pun!" semakin kencang Damian berteriak. "Aku tidak akan pernah mau mengakhiri pernikahan ini!"
"Kenapa? Apa semua yang aku berikan masih kurang? Itu bahkan melebihi perjanjian awal kita, Damian." Ines menjawab dengan sangat tenang, memancarkan keangkuhan seperti biasa.
"Ya! Dan aku pastikan, kalau kamu tidak akan pernah memberikan apa yang aku inginkan, karena memang kamu tidak bersedia memberikannya!" erang lelaki bermata bak elang tersebut.
"Katakan saja, apa pun yang kamu inginkan, pasti aku berikan. Asal, kamu menghilang dari kehidupanku."
"Kamu ... cinta dan hatimu, itu yang aku inginkan. Bisakah, kamu memberikannya?" yakin Damian, membingkai paras tampannya dengan keseriusan juga ketulusan.
"Aku menginginkanmu mencintaiku, dan menjalani pernikahan sesungguhnya denganku aku menginginkanmu untuk menjadi bagian dari hidupku selamanya, menjadi ibu untuk anak-anakku. Bisakah?"
Pengharapan besar disemburkan Damian lewat binar matanya. Ines senyap mendengarkan, tanpa ada sanggahan seperti biasa. Wanita berambut curly panjang itu, mulai menelan saliva. Sebelum akhirnya berbalik, untuk secepatnya menghilang dari ruang yang berubah menyesakkan jiwanya.
"Tunggu! Aku belum selesai berbicara!" teriak Damian.
"Urus semuanya, Alex!" balas Ines tanpa menoleh.
"Baik, Nyonya." Lelaki berjas hitam membungkuk, Damian melewati tubuhnya dengan kaki lebar.
"Jang meninggalkanku, saat aku masih berbicara!" sarkas Damian, begitu mampu menjangkau pergelangan Ines.
"Lepaskan aku!" tegas Ines, mengempaskan tangan sekuat tenaga.
"Tidak akan pernah!" Lelaki bertubuh tinggi 188 sentimeter tersebut, justru semakin menguatkan cengkeraman.
"Aku mencintaimu, Ines. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah mau melepaskanmu atau mengakhiri pernikahan kita!"
"Hentikan omong kosongmu, Damian! Pergilah. Aku mengakhiri perjanjian yang pernah kita sepakati sebelumnya, dan anggap saja tidak pernah ada pernikahan di antara kita. Anggap juga, kalau kita tidak pernah saling mengenal."
"Kamu, gila?" Damian menatap tanpa rasa percaya. "Bagaimana mungkin kamu mengatakan semua itu dengan mudah?! Tidakkah kamu melihat seperti apa perasaanku?"
"Aku tidak peduli, Damian. Aku tidak pernah menggunakan perasaan, saat berbisnis. Ingatlah, hubungan kita hanya sebatas kerja sama, dan itu sudah berakhir sekarang."
Ines mengempaskan tangan Damian, setelah mata hazel diubahnya bak belati mencabik tanpa perasaan. Wanita bercelana kerja panjang itu pun melanjutkan langkah, menapaki anak tangga untuk tiba di kamar pribadinya.
"Berhentilah memandang semuanya dari kacamata bisnis! Kamu manusia biasa, kamu membutuhkan cinta dan pasangan!"
"Sampai kapan kamu akan menutup hati, Ines? Cinta dan pernikahan tidak seburuk yang kamu pikirkan selama ini. Tidak semua laki-laki, akan menjadi seperti ayahmu!"
"Hentikan, Damian!" berang Ines menoleh dan menunjuk. "Jangan berbicara apa pun yang tidak kamu ketahui!"
"Aku mengetahui semuanya. Tentang ibumu yang bunuh diri karena perselingkuhan ayahmu, aku mengetahuinya. Tentang dirimu yang sengaja menutup diri karena trauma, aku juga sangat mengetahuinya."
"Bahkan, tentang dirimu yang kesepian, aku juga mengetahui hal itu."
"Aku mencintaimu, beri aku kesempatan untuk membuktikannya padamu, Ines."
"Satu bulan ... hanya satu bulan, setelah itu aku akan pergi dari hidupmu, kalau memang kamu tidak bisa membalas cintaku."
Ines tidak menjawab apa pun. Bahkan, mungkin suara Damian tak pernah sampai pada telinganya, akibat suara-suara lain yang kembali mengisi dan menyeramkan. Apa lagi jika bukan tentang tragedi pernah menyapa kehidupannya, perihal keluarga yang memang telah hancur berantakan dan menyisakan luka mendalam.
Sekujur tubuh Ines gemetar, bulir-bulir keringat dingin mulai memenuhi wajah. Alex berniat mendekat, tatkala menyadari tubuh atasannya goyah. Namun, Damian lebih cepat berlari dalam kecemasan, menyisir anak tangga dan langsung merengkuh Ines dalam dekapannya.
"Maaf ... maafkan aku."
"Jangan menyentuhku" tolak Ines kencang, mendorong Damian. "Aku tidak pernah memberimu izin untuk menyentuhku! Pergi dari hidupku, Damian! Aku membencimu!"
Sebuah peristiwa besar terjadi dalam kehidupan Reynand, memaksa tuan muda itu meninggalkan istrinya yang tengah berbadan dua. Satu tahun kemudian ia kembali, setelah mendengar kabar pernikahan istrinya bersama sang mantan kekasih. Reynand murka, ia melampiaskan tanpa batas pada Reza. Ancaman pun dilayangkan pada Bram, yang tak lain adalah ayah kandung Keisha. Reynand bersumpah membalaskan semua kejadian satu tahun lalu pada setiap orang yang terlibat, dan tak mengizinkan untuk seujung rambut istrinya tersentuh siapa pun, termasuk diri Bram sendiri. Banyak fakta terbuka lebar kala Reynand kembali. Termasuk kehamilan sang istri, yang semakin membuatnya murka.
Hanya demi menjaga nama baik keluarga, Dimas rela menikahi adik angkatnya sendiri. Padahal, Dimas telah memiliki istri juga tiga orang anak yang sangat dicintai. Semua dilakukan dengan kesepakatan bersama Luna juga keluarga, termasuk merahasiakan pernikahan dari Rena—istri sah Dimas. Dimas memang berjanji, hanya menikahi Luna dalam waktu beberapa bulan saja. Namun, siapa yang akan tahu bahwa pernikahan kedua itu, akan terjadi singkat atau bahkan sangat lama. Mungkinkah, bahwa Dimas akan menggunakan perasaan dalam pernikahan keduanya, mengabaikan tentang istri serta ketiga anaknya? Lantas, bagaimana tanggapan Rena ketika mengetahui tentang pernikahan kedua suaminya?
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Warning area 21++ khusus dewasa Banyak adegan dewasa Sejak saat Aron mengenalkan yang namanya kenikmatan bercinta pada Prisil, wanita itu menjadi candu. Sayangnya Prisil harus melanjutkan studinya di Amerika, dititipkan pada adik tiri ayahnya. Namun ternyata, tidak ada Aron, paman Derry adik tiri ayahnya pun jadi. Ikuti petualangan nikmat Prisilla!
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"