uruk yang menimpa dirinya, air matanya tak ma
as Hana hanya melihat dari bayangan matanya, ia lalu mengusa
okter itu tersenyum ke arah Hana lalu masuk ke
dian masuk mengikuti dokter kedalam ruang rawat putranya. Ia berusaha sekuat tenaga menyem
kan saja apa yang di lakukan oleh dokter. Sedangkan suster yang ada di sampingnya mencatat
saya ada kabar baik untuk ibu, kita mendapatkan pendonor untuk anak ibu, jadi saya saran
ah terbaring lemah, lalu wanita itu kembali
uk anak saya, Dok, saya s
mengurus biaya keseluruhannya, jika sudah siap maka hari ini ki
g siapkan ruan
ik
ar sang dokter sambil berjalan
anaknya, air matanya kembali mengalir, merasakan kesedihan yang teramat
l, bahkan masih terlalu lem
memanggil mamanya dengan suaranya
itu tersenyum pada Hana sambil melambaikan tangannya, Han
mbuh untuk mama, Kendra janji akan baik-baik saja setelah ini, dan tak akan menyusahkan ma
sambil memeluk anaknya, menyatukan keningnya dengan kening Kendr
a dan menarik nafas, ia mengusap r
-baik saja dan kita akan bermain bersama-sama lagi di ta
ngkingnya lalu mengaitkannya pada tangan sang mama, "Janji.
at menelvon mereka, Biar bagaimanapun Hana harus
ebentar, mama mau televon eyang." Anak kec
knya dan keluar dari ruangan itu, ia
mau kasih tau kalau Kendra
ntukmu." Dengan emosi papa Hana berkata seperti itu, Papa Hana begitu tega bahkan dia tidak memikirkan Bagaimana perasaan anaknya saat
ra kasar padanya, air matanya langsung jatuh
i padamu, kau bukan anakku lagi setelah kau memutuskan untuk menentan
duk lemah di kursi membungkukkan badannya lalu menutupi wajahnya denga
k pergi bersama orang yang ia sayangi, mereka berdua memutuska
berdua karna Hana bukan terlahir sebagai anak orang kaya, Han
depan keluarga besar sang suami,
na untuk melanjutkan pendidikannya terlebih dahulu kala itu, barulah dia boleh menikah, namun Hana b
akan menerima pernikahan kalian, kau bukan anakku lagi, pergi dari sini." papa Hana mendorong
g tangan Hana, lalu mereka memutuskan untuk hidup send
galami kecelakaan dan meninggal dunia meninggalkan mereka untuk sel
matanya kali ini, pedih sakit yang ia rasakan kala mengingat i
embayar semuanya, agar anaknya bisa segera di operasi, ia pun segera ban
antulan dirinya di cermin, wajah sembabnya terlihat begitu jelas
pus jejak air matanya, ia melihat ke arah kaca, mulai mera
ruang administrasi, sesampainya disana Hana lalu menanyakan total
a di depan ruangan anaknya ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya berusaha menyembunyikan
yang ada di samping ranjang putranya lalu duduk disana sambil melihat dan
n yang terbaik untukmu." Hana lalu mende