img SEDARAH & SENASAB  /  Bab 3 Anak yang Malang | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Anak yang Malang

Jumlah Kata:1731    |    Dirilis Pada: 25/02/2024

a. Ia tak peduli pada izin, tak juga peduli pada apa pu

g? Walau pernikahan mereka masih dirahasiakan. Beberapa jam kemudian lela

lebih berarti lagi," ujar lelaki itu, ia hirup

bauk, tahu, belum mandi, ya?

mua demi kebahagiaan wanita yang ia sayangi, juga calon anak yang kira-kira tujuh bulan lagi akan lahi

rlalu lama, Bang. Abang bisa tinggalin aku kapan saja. Apa susahnya ju

i Abang terus terang, janji." Lelaki itu bahkan

juga anaknya nanti biarlah dia di

tidak bahagia selamanya." Amel memejamkan mata, ag

ji dalam keadaan senang, biasanya sering ingkar. Mereka bahkan tak sega

aan begitulah para laki-laki, kata

il. Jaga anak kita, jangan sampai kekurangan gizi." Lelaki itu juga menambahkan uang belanja untuk istriny

ermasuk Amel pula, kerisauannya tadi menguap begi

mbah suaminya yang tak pernah selalu ada di sisinya. Memang, Dika s

n besar, barang-barang untuk persia

k kita ini perempuan. Dilihat dari bent

gan Sinta. Gadis itu tak suka diabaikan, mengingat mereka nanti akan jad

dianggap bukan kebanggaan keluarga?" tebak Amel. Dika hanya menggeleng saja,

hir anak kita, Sayang

t, aku bawa pergi anak kita. Seumur hidup pun Abang tidak akan pernah berjumpa dengan dia lagi!" ancam wanita itu untuk pertama kalin

t, ya. Iya, Abang janji akan temani kamu lahiran." Tiba-tiba s

nta?" tan

gkat panggilan tersebut, dan hanya berkata iya iya saja. Bahkan belum menjadi

lagi, jadi besok Abang langsung pulang ya." Lelaki manja itu meng

rnah main-main. Demi anak aku bisa berbuat apa

r bertemankan sepi, padahal kepalanya s

akan Abang umumkan pada kedua orang tua A

dalam kamar. Dika pun mengetuk pintu kamar itu, ia pamit harus kembali ke rumah. Ia

embali lagi." Dika pamit dan ia keuar rumah. Kini ia tak mengenaka

ter kandungan, tapi Sinta membuyarkan semuanya. Gadis itu sela

*

agar pernikahannya bersama Amel bisa segera ia umumkan. Namun, pintu kamarnya diketuk, tanpa izin darinya Bu Inah masuk dan melemparan fo

itu. Ia tak berani memandang m

n. Kamu akan hidup miskin tanpa mobil, motor, ponsel dan uang. Didepak dari kantor, dicoret dari daftar penerima harta warisan. Dan kamu b

lahnya Dika

as siapa bapaknya?" Bu Inah menebak dengan jitu. Dika hanya mengangguk saja, tak ada lagi yang bisa ia semb

juga. Tolong pengertiannya, Ma." Lelaki itu memelas, ia seperti kucing yang kehila

sudah dijalin. Kamu pikir semua itu tidak? Urus nafsu saja kamu tidak becus, apalagi urus anak. Satu kesempatan ini

tu bukan keinginan Dika. Atau gimana kalau Sinta tetap Dika nikah

minan masa depan cerah, Amel berarti kamu miskin menggelandang selamanya. Jangan kamu pikir Ma

gas, salah satunya agar tidak ada wanita lain yang mendekat

i seberang sana mengatakan kalau perutnya sudah sakit-sakita

berjanji akan menyusul istrinya sesegera mun

juga ingin tahu seperti apa cucu yang dilahirkan oleh anak haram itu." Bu Inah meminta Dika bersiap. Beber

h berdiri di depan ruangan tempat Amel sedang mempertaruh

l wanita itu memang menginginkan cucu juga. Namun, cara yang

ah dipindahkan ke kamar rawat inap. Terkejut Amel mendapatkan kunjun

aku pernah bilang. Bu, itu cucu Ibu," u

ucapkan kata cerai itu se

meluk dan mengucapkan terima kasih pada istrinya. Apalagi Amel yang

ini, Bang?" tan

tangi anak lelaki saya lagi, walau anak kamu sakit parah sekalipun. Dia bukan cucu yang saya inginkan!" Dengan tanpa perasaan Bu Inah mel

lah itu air mata mengalir dari pelupu

Ancamannya juga akan ia jadikan nyata, seumur hidup Dika tak akan

noleh, ia tahu sudah menorehkan lu

ama menjadi suami kamu. Ini saya tinggalkan beberapa lembar uang. Semoga cukup untuk kamu pergi dari kota ini dan jangan lihatkan wajah ka

iakan akhirnya ia tanggung juga. Rasanya ia tak ada beda dengan ibunya

i nama Camila. Benar, akan ia turuti kata Bu Inah,

ambil lembaran rupiah itu. Masal

lu, Bang. Hidupmu tak akan pernah

ambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY