panggung sandiwar
ersebar luas di desa ini. Budhe Sastro gila harta, budhe Sastro gila hormat, budhe Sastro punya ilmu hitam dan sebag
an 'konco-konco' atau te
Aku menyanggupinya. Mereka telah banyak membantuku.Mereka itu titipan nenek buyutku, mereka memasukiku begitu
Aku tidak takut, atau mungkin tepatnya aku tidak peduli. Teman-teman spiritualku itu memilih teman baru mereka sendiri. Dan pilihan mereka benar-
a
ngambil kesempatan dalam kesempitan, dia terlalu banyak
nginanku mendapatkan tumbal dan sebagainya, dan sebagainya dan seba
g saja. Dia memang cocok menjadi teman baru koncoku. Dan ketika Sa
i satu dalam watak Sas yang penuh dengan iri dengki. Aku tahu dia yang menyebarkan b
yaanku dengan menyebarkan gosip tentang pencarian tumbalku. Aku tersenyum dalam gelap.
alim. Padahal sebenarnya hari itu membawa bekal air yang sudah diberi doa dukunku, yang kusebar di luar rum
mbangan katanya. Padahal dia bohong. Salah satu koncoku membisiki
k Bu RT. Kopi yang kudapatkan dari leren
iminum dulu ko
ersenyu
ia menyeruput kopi itu. Dan temanku berkurang satu lagi.
RT, nampaknya dia akan suka ber
bil memberikan makanan pertama untuk temanku yang sudah ma
seseorang lihatlah t
saja. Yang satu pelit, yang lain kikir. Yang satu nylekit, yan
mang peng
pasti membisikiku kalau ada orang yang berniat buruk atau bersifat buruk. Dan Bu Nur sangat cocok untuk rumah baru konco
Monggo, budhe,"
nggak, Nur
i. Monggo sekalian masuk dapur saja,
nalannya banyak. Tapi di dalam kepalaku ada bisikan-bisikan yang mengatakan
e rumah Nur ini," tanya Nur setela
a," kataku sambil memberikan kantung plastik berisi
Matur nuwun," kata Nur me
, lo. Kamu su
opi. Matur nuwun, ya, Budhe," j
engunjungi rumah Nur dengan berbagai alasan. Hanya untuk melihat apalah ada perubahan dalam diri Nur. Tak lama sudah kulihat hasilny
isa menyembuhkan or
ncoku memberitahuku kenapa Nur berhati busuk seper
orang? Emang
nyum dan
. Gampang, k
he b
akit, kan? Karena aku bisa menyembu
tarik. Dia ber
na caran
uk membuat koncoku aman di dalam tubuh Nur, dan memberitahu Nur untu
tingga
merasuk ke dalam jiwa Tumini. Aku bisa tahu Tumini berubah ketika aku melihatnya masuk ke halaman ruma
ilikinya.Semula aku mengira dia rajin beribadah sehingga koncoku tertola
g memasukkan racun tikus ke dalam makananku. Aku tahu, tepatnya koncoku yang memberi tahuk
sa mati dengan tenang." Sua
a?" tanya
itu untuk memasukkanku ke perhiasan itu. Tumini pasti mau
un meninggalkanku dan masuk ke dalam sebuah cincin sederhana
akhirku pergi? Hampa. Koson
eng yang sudah diracun Tumini. Aku tahu. Aku menceritakan tentang kotak be
ra-pura terkejut dan me
n segera berpisah dengan dunia yang penuh ingar bingar keserakahan ini. Kunikmati semua r