lentang diatas tempat tidur, yang juga tak ia kenali. Leanna mencoba menggerakkan badannya untuk duduk, tapi tidak bisa. Ia meringis ketika pusat dirinya terasa sema
a Tuhan! Apa yang sudah aku lakukan?" lirih Lean
sewarna madu dengan posisi telungkup. Pria itu bergerak dan sedik
tubuh mereka. Memastikan tidak ada hal terlarang yang terjadi
menangis sambil membungkam mulutnya sendiri dengan kepalan tangan. Ketika menya
erada diatas tempat tidur pria itu. Pria yang s
a untuk menyuruhnya mengantarkan baju pengantin yang akan dipakai Dean di acara pernikahannya nanti. Baju itu b
sambil mondar-mandir dengan ponsel di telinga kirinya. Leanna yang memang seorang guru sedang memeriksa tugas murid-muri
umahnya. Biar dicoba, takutnya tidak muat. Tau sendiri kan Dean sibuk, hingga tak punya waktu u
oba menghubungi ponsel Trisha yang mema
Meski belum dicoba, tapi kan sudah diukur dengan baj
Dean tadi siang. Semur ikan. Sayang kalau harus menunggu besok. Semurnya pasti akan
berkutat dengan laptop serta berl
ke rumah Dean?" tawar Leanna yang la
emeriksa tugas murid-muridmu yang sudah menumpuk sebesar
enggunakan sepeda motor. Dean juga pasti sudah tidak sabar mencicipi semur ikan buatan ibuku yang sudah menjadi makanan
nna mengangguk ketika ibu sudah melesat menuju dapur rumah mereka yang sederhana. Setelah menunggu 10
uju rumah Dean. Tak lupa baju pengantin milik pria itu yang ia masuk
ng sudah memanggil pria itu berkali-k
t ketika tahu pintu itu tidak dikunci. Leanna menerobo
mendapati Dean tengah telun
Leanna tahu sebagai minuman yang me
g. Leanna melihat wajah Dean yang nampak sayu dengan matanya yang terpejam. D
leher Dean yang terasa begitu panas. Ia tak habis pikir, disaat sed
ata yang masih terpejam, berusaha menggapai t
an alis, "Jangan pergi!" g
n genggaman tangan Dean. Tapi secepat mungkin, Dean meraih telapak tan
. Tapi melihat keadaanmu seperti ini. Sebaiknya kau istirahat. Kau bisa mencobanya besok. Sekarang b
njuk ke sebuah kamar yang terletak di lantai atas. Mkamar. Selain karena tubuhmu berat, aku rasa juga tidak pantas. Terl
uhku kedinginan. Aku i
na membantu Dean pindah ke kamarnya dengan menga
Leanna. Bagaimana tidak? Tubuh Dean yang tinggi kekar di ang
mendadak pening saat melewati satu
ekarang sudah ia baringkan di atas tempat tidur. Ketika sudah menutupi setengah tubuh Dean deng
ka mata dan sedang menatapnya dengan tatapan berkabut. "Aku harus pulang, Dean! In
erdiri tepat di depan wajah Leanna yang menatapnya terkejut. Dean mendekatkan bibirnya ke te
ir mungkin Dean masih membutuhkan
asa tak memiliki hak untuk
m hitungan detik. Dan mereguk madu manis di bibir mungil Leanna yang masih sangat murni. "T
dengan air mata yang berurai dise
berhasil menendang benda berharga milik pria itu. Nyaris saja Leanna berhasil menc
u janji. Akan selalu ada
ri dari pelukan Dean. Tapi usahanya sia-sia. Karena dengan sigap De
luruh permukaan wajah Leanna dengan bibirnya. Karena
yang keras terasa membelah pusat dirinya hingga Leann
haknya. Dean telah mereguk madu dari bunga yang buk
elku yang lainnya yuk! Siapa
uln
n Istri
O in
Pilih P