ett
y Rea
a pada Elkava. Video itu pun hilang dari pe
lu bisa diandalkan unt
ideo itu menghilang. Kini Arletta harus menerima teror dari
a Anas
nya, yang mulai sering menerorn
dang bersiap untuk melaksanakan tugas pa
.. manager gue ma
ghela napas lelah meli
Mil? Gue udah bilang
arena sudah sangat muak diteror
mau, kok
bilang begitu. Tapi di
aja itu
ng aja lo gak
lnya banyak saksi yang liat lo dateng nganteri
las chat Karmila. Kinan tib
, ya? Soalnya gue mau ada yang ditanyakan sama Pak Chandra
p ponselnya, dan menjauhk
nan tahu dengan siap
memasukan ponselnya ke dalam loker. M
gue ya, hasil briefing-nya
awab Kin
a, tentang briefing yang akan segera mul
rletta pun memasuki stand kasir, yang menyatu dengan bar. Menghandle semua tamu
beli kopi atau camilan saja buat sarapan. Karena itulah, Arletta g
aammm
an dinginnya Ac, membuat Arlet
ih sangat mengantuk, karena mem
ubuh. Karena Arletta itu, memang termasuk ora
ah menunjukan lebih dari jam 12 malam. Kadang j
agian shift pagi seperti ini. Tetapi demi transferan ti
k lo!' Nanti Arletta m
bil menepuk-nepuk pipi sendiri, demi menghala
aga
lak, sih? Sepet
ng
nyaring membuyarkan rasa
n salam ramah seperti biasa, sesuai yang diaja
ak?" Sapanya lagi, saat melihat seorang pr
milier ya, wajahnya? Seperti p
a gak
ano dingin dua," jawab
tanya Arlett
awabnya
lainnya? Untuk menemani sarapannya, Pak?" Arlet
enak sambil Melirik deretan kue ya
anya apa?" tan
ah
nta rekomendasi kue yang menurutmu e
nya. Hampir saja A
Cheese cake-nya. Kedua cake itu lumayan best seller di
dua-duanya," jawab
i sini atau ta
e a
ta Arletta, seraya memasukan pesanan pr
ng. Hanya bunyi jam dind
Cash atau kartu?" ucap Arletta lagi, setelah mema
rkan kartu berwarna hitam, dari
a Sad
u itu sejenak. Sebelum mengangguk pelan d
menyerahkan kartu tadi dan struk belanjaan pada pria itu. Sebelum kemudia
ak pembungkus kue, yang memudahkannya menyia
a. Karena tanpa mereka semua, entah berapa waktu yang
gannya. Dan paper bag medium untuk kuenya. Kemudian segera menyerahkan bungkusan pla
Arletta. Untuk menghindari pelanggan balik lag
n pesanannya, dan melakukan a
tau Tiramisu Cake?" tanya Pria itu kemu
nyobain aja belum pernah,
memilih Tiramisu Cake, Pak. Soalnya saya
emudian. Sambil mengeluarkan satu bungkus Cake
sambil menyodorkan dua pan
ung mengerjap bingung mend
kanya kopi itu buat kamu aja.
a
wa pulang aja, kalo gak sempat makan di sini," tambahnya lagi
mau modusin Arletta, atau gimana,
berbalik badan, dan meninggalkan Arl
. Saat melihat pria itu sudah m
kembali berbalik ke arahnya, dengan
tolak Arletta, sambil melirik minuman dan cake pem
pria berjanggut tipis, yang pagi ini t
gitu,
man dan makanan ini adalah hak Bapak. Bukan hak saya," jawab Arletta
n. Dan pemberian pria itu, membuatnya benar-benar tidak nyaman. Karena, itu
hat diam, seperti se
nghela napas berat. E
kali ini dia gagal
ni. Memang sudah sepantasnya dia jadi playboy.
sti. Dan, ya. Arletta juga akui hal itu. Tapi ... b
?" tanyany
ab Arletta
nggap aja saya sed
a
ras kepala juga, ya? Gak bis
i, P
iapa? Dan kalo saya maunya ngasih ke kamu? Gak ada larangannya, kan?" je
, ucapannya itu.
ran. Ya, sudah, anggap saja itu sebagai tanda terima kasih saya,
adi bawa-b