ada niat untuk sekedar berdandan merapikan wajahku yang yang kuyu dan sembab. Beberapa kali kirim pesan
ras dengan keadaanku yang masih panik dan tak percaya kalau suamiku bisa terlibat dalam kegiatan pesta narkoba. Ya
iapkan di luar garasi. Dia masih terlihat kebingungan, tampaknya mau bertanya ragu karena melih
ghidupkan mesin mobil. Anak-anak kost dan tetangga terkadan
lsek Cintarasa yang di Jalan P
mpak kaget, kedua matanya me
anti ibu jelasin di sana. Nizar tahu kan Polsek Cintarasa?" tanyaku sambil beru
kampus itu kan, Bu?"
at dan Nizar membalas
enjalanan kendaraan secara perl
mungkinan sama denganku. Selama ini kuduga dia beragama Nasrani, seperti David sepupunya. Memang sejauh ini aku pun belum
-sama tak banyak bicara, walau aku yakin dalam hati Nizar banyak pertanyaan. Namun mungkin dengan melihat ko
disampaikan Bripka Hendra, suamiku terciduk dengan belasan orang temannya. Aku juga tidak tahu
gan depan polsek. Seorang petugas yang tadi menelponku langsung menerima kedatanganku. Bripka Hendra m
petugas administrasi saa
Dicky Dirgantara Subagja
" Petugas itu ber
" balasnya penu
ngku agar petugas tidak pan
elaskan kronologi penangkapan Mas Dicky dan hatiku k
ex. Suamiku terciduk sedang dalam keadaan bugil bersama sepuluh teman lelakinya tua da
k?" tanyaku pada Bripka Hendra yang terny
sini, Bu!" ja
u dan buntu. Kami tiba di depan sebuah ruangan dengan pintu yang masih tertutup. Bripka Hendra segera membukanya, dan dengan Nolakan singlet dan celana pendek. Berdiri dalam keadaan menunduk dan serta menutupi wajah mereka dengan bajunya. Di
benar-benar pasrah, tak berani menampakan wajah gantengnya. Aku lantas melangkah
ku dengan suara b
maaf
AK
kulayangkan pada
yang kian bergetar. Seisi ruangan terasa hening, sel
yalang dan napas memburu kulampiaskan amarah dalam segala sumpah serapah yang sejak tadi t
uami saya, Pak?" tanyaku pada Brip
sah, belum selesai masih menjalani pemeriksaan lanjutan
aja aku mengajaknya pulang setelah berpamitan dan menyelesaikan semua cata
ng keluar dari mulut kami. Aku yakin kini Nizar tela
kamu malam-malam begini," ucapku ketik
ulu. Kalau ada apa-apa, langsung panggil saya aja. Nomor saya udah ada kan di ib
Sekali lagi m
agi ke kamar, Bu." Ucapnya sambil
ewati dengan tangisan. Membayangkan bagaimana jahatnya suamiku mengkhianati dan menghancurkan semua mimpi-mimpi indah ma
kosong dan ponsel dia pun tidak aktif. Mungkin mereka menginap d
izar yang kebetulan tidak ada kegiatan di kampusnya, tanpa banyak tanya langung menyanggupinya.
, nanti tolong mobilnya bawa lagi ke sini ya!"
ditinggal di kampung aj
a. Kali aja Om Dicky berniat ngambil mob
gambil, gak apa-apa kan kalau saya ke
wa
at tinggal orang tuaku. Tanah kelahiranku yang relatif sepi, jauh dari keramaian kota, bahkan rumah-rumah wa
David, namun belum dengan Nizar. Dalam beberapa kesempatan saat ibu dan bapaku berkunjung ke ruma
mobil, langsung berlari kecil menghampiri mereka dan memeluk erat keduanya. Setelah sebelumnya, di dalam mobil aku kemba
apa ini?" tanya ibuku sam
a bapakku
berjabat tangannya, lalu kami
dan ibu pun ikut meneteskan air mata, sementara bapak sesekali menghela napas dalam-dalam. Terlihat kemara
ta ibuku. Saat aku sedang menjelaskan kronologis musibah itu, sekalian j
uat kopi untuk Nizar dan bapakku y
h, karena Nak Nizar sudah
Lagi pula, saya gak mungkin tega membiark
a aku melanjutkan curhatan piluku dengan ibu sambil mengasih Nola.
lu ya. Kalau ada apa-apa,
berapa lama
ang sedikit untuk beli bensin, Zar," kataku sembari m
rlalu pergi dengan mobilku. Entah bagaim
sanya tak mungkin lagi aku bisa memaafkan kesalahan
*