semakin terjalin di antara Tati dan Bara. Meskipun Dina masih sempat merasa agak curiga oleh insiden s
e kamar Tati. Lampu malam yang lembut menyinari keintiman m
bisik Bara deng
tidur, menoleh ke arah Bara dengan mata p
hasrat. "Kita harus terus melanjutkan ini, Tati. K
taran keinginan yang sama. "Kita akan ber
a dunia luar yang penuh dengan rahasia dan risiko. Mereka menyadari bahwa setiap pert
rahi yang tak tertahankan. Dengan nafas terengah-engah, Bara segera memakai kembali semua pakaiannya yang ber
p Bara yang sedang sibuk m
ok kita lakukan lagi yah!" ucap Tati sambil mengedipkan satu matanya pada Bara
dengan wajah penuh hasrat. Bara pun segera keluar dari kamar tati dengan mengendap-end
*
dan perjalanan bisnis, Dina lagi-lagi menjadi kurang memperhatikan perubahan yang terjadi di rumahnya. Bara dan Tat
ekolah, Bara dan Tati kembali bersatu di dalam rumah yang sunyi. Mereka
kai handuk tipis, melangkah mendekati Bara yang duduk d
la," ujar Bara sambil m
lebih dekat. "Dan kau membuat
keintiman yang semakin memanas, terl
*
ergi ke sekolah, meninggalkan rumah dalam keheningan. Hanya tinggal Bella, si bungsu, yang baru saja terbangu
e dalam. Saat melihat Tati dan Bara yang sedang bergumul dan tubuh telanja
ti, koq di kasur?" tanya Bel
karena ketahuan oleh Bella. Mereka berdua coba menyusun ekspresi wa
ain-main saja," ucap Bara de
erdua hanya sedang bercanda di kasur. Kamu tahu kan
mi alasan yang diberikan oleh Bara dan Ta
at. "Karena kasur ini nyaman, Bella. Kadang-kadang kit
penasaran. "Boleh a
ersenyum. "Tentu saja boleh, Bella. Tapi kita harus diam
uk dengan polo
n Bella. Bara dan Tati berusaha memainkan peran dengan lebih hati-hati agar tida
n duduk di kasur menyadari sesuatu. "Eh, Ayah,
paan mengunci pintu setelah Dina dan Arya pergi. Hatinya berdebar-
"Oh, itu hanya kelupaan kami. Kamu tidak
semangat. "Tentu saja,
a mereka ungkapkan. Mereka tahu bahwa rahasia mereka semakin
eritakan hari-harinya, namun diam tentang apa yang dilihatnya di kamar Tati. Bara
*
duduk di ruang tamu dengan ekspresi khawatir yang sulit untuk disembunyikan.
an ini, dan gejala itu semakin serin
memancarkan rasa panik
am sebelum menjawab, "Aku pi
g baru saja didengarnya. "Hamil? Bagaimana in
a. Saya pikir kita harus menyusun rencana
ta perlu mengurus ini dengan hati-hati. Dina pasti akan