anjang Bara dan Tati yang tenggelam dalam kenikmatan tak terbendung. Lalu saat pakaian telah berserakan di
an kening, mendengar suara sang istri, Dina dan kedua anaknya, Arya dan Bella, pulang lebih awal
dan anak-anak?" desis Tati panik
ahan kecemasan. "Itu pasti Dina dan
berserakan di lantai. Pintu kamar terbuka dengan cemas, dan mereka b
sekarang?" Tati berbisik deng
ekatan. "Kita harus rapih-rapih sebelum mereka masuk ke dalam r
angkah keluar dari kamar dengan hati-hati, berusaha sekuat tenaga agar tak ada y
membawa aroma makanan dari luar. Mereka tidak menyadari s
karena rindu," sapa Dina sambil mem
m meyakinkan. "Hai, sa
engan tersenyum lebar. "Selamat pulan
kasih, Tati. Kami membawa makan
yukur bahwa Dina dan anak-anaknya masih belum menyada
sa aneh. Bara berusaha memutar otak untuk menjaga kewajaran, sementara Ta
narik lengan bajunya. "Mbak Tati, kenapa kali
, namun kemudian tertawa canggung. "Oh, tidak ada, Nak. Ayahm
ak curiga. "Memangnya kenapa, Tati
engan jawaban Tati dari pertanyaan Arya tadi. Untungnya Dina tak meneruskan kecurigaa
pun terduduk di sofa, merenungkan pada apa yang hampir terjadi. "Kita harus lebih
ja terjadi. "Kita tidak bisa terus begini. Kita harus men
ranian. "Kita akan mencari waktu yang tepat, Tat
ungan terlarang ini. Meski penuh risiko dan ketidakpastian, Bara dan Tati memutuskan untuk menjaga r
*
Sesuatu yang tidak biasa terjadi di dalam dirinya, keinginan dan hasrat yang begitu mendalam. Ia memand
ina dengan suar
masih setengah terle
inginan. "Aku ingin kau
jaknya bercinta duluan, jadi momen ini terasa spesial. Tanpa banyak bicara, mereka berdua pun
hingga pagi dini hari yang dingin itu dua tubuh telanjang sedang mencari k
ngan suara dengusan kasarnya dengan penuh nafus menyetubuhi sang istri dengan begit
ahan Dina membuat Bara makin meningkatkan gerakan gen
ra cukup terdengar di kamar itu dan tanpa disadari oleh Bara serta Dina ka
an sarapan. Ia melewati pintu kamar Bara dan Dina dengan langkah ringan, tidak men
depan pintu kamar itu, mendengarkan dengan rasa cemburu yang sulit diungkapkan. Tati merasa kecewa dan tersakiti karena mengetah
Ia mencoba menyusun pikiran dan menenangkan diri agar bisa menjalankan tugasnya dengan b
eka tanpa menyadari bahwa ada saksi yang tidak diinginkan di pagi itu. Kebersamaan mereka terasa
banget, hihi!" ucap Dina sambil tersenyum nakal sekaligus menun
bagai perasaan. "Aku juga jadi pengen ngento
waannya. Ia merasa terabaikan dan hina oleh kejadian tadi. Saat Dina dan Bar
Sarapan sudah hampir siap," ucap
rasa tidak nyaman yang dirasakan Tati.
matanya menatap Tati dengan perasaan
dan senyuman yang terjadi di meja sarapan menjadi pahit bagi Tati. Ia merasa tersingki
terpengaruh, tetapi setiap pandangan dan senyuman Dina dan Bara membuatnya semakin terluka.