in sebelum tidur Dara bercerita tentang keindahan alam di desanya. Dan d
ggalan. Meski setiap hari sudah melihat pemandangan di desanya, tapi
ang ada di luar rumah. Sebagian mereka ada yang mulai berbisik-bisik. Pasti mereka membicarakan Dara. Karena sela
li lagi. Sudahlah, terserah mereka mau bicara apa. Dia hanya fokus pada celotehan anak berumur empat tahun itu. Selain
saat baru tiba di area persawahan.
anya terlihat hamparan tumb
a, kok tidak terlihat?" lanjutny
njuk sebuah jalan setapak yang berada di tengah
emandangan seperti ini. Suasananya pun hening. Udaranya pun
ucap Shaka sambil menunjuk seb
ka
aknya. Mereka berlari pelan. Mereka terlihat sangat senang. Dara d
ereka ya, Nduk," Bu Maisaroh mencoba mengungkit kembali p
e kamar mandi mereka ikut melihat TV dan
lum bisa menjanjikan apa-apa. Dia juga tidak bisa men
belok sini!" te
n tujuan mereka belok menuju galengan di antara dua sawah.
hp tidak?"
ita itu biasa memanggil dengan a
nti mau ditunjukkan kake
ambung Shaka d
luarkan ponsel
nda foto!" ucap Dara mengarahkan bocah itu
anyak sekali foto yang mereka ambil. Tidak hanya dua bocah y
berbeda," kata Dara setelah mera
saroh yang berada di depan. Di belakangnya ada Sh
ungsi menyekat petak-petak sawah. Jadi merek
ernih dan dangkal karena terlihat batu-batu yang ada di dasar sungai. Arusnya ti
k bawain kalian baju ganti," seru Dara yang m
kecewa. Dara pun paham de
l mengangkat hp dan menggoyangkan benda pi
p murung. Dia menghampiri da
ti baru main air," ucap
da gak bawa baju gant
main air. Anggap saja Shaka mandi. S
a memperhatikan mereka dari tadi. Dia pun senang. Gadis cantik itu bisa menjadi kakak y
kami di sini dulu
selutut Shaka. Mereka pun kembali berpose untuk pemotretan bak seorang
. Walau tubuhnya sudah menggigil kedinginan, dia tetap tidak mau pulang. Dari t
Shaka mau diajak pulang. Dia sangat lelah dan tidak sang
teriak
g memanggilnya. Bu Maisaroh dan Nindy pun ikut be
ketika tiba di depan Dara. Pria it
engan apa yang saat ini di
malah yang merespon. "
Maisaroh lalu menciu
jawabnya sambil me
epalanya di bahu Dara, segera mendo
a, ayo cepat pu
lih pada anak kecil
kataan Shaka tadi. " Bunda. Ya anak itu mema
ara bunda. Dia telah lama berharap bisa bertemu wanita
ambut bocah itu. "Bu, aku duluan ya," wanita i
jutnya sambil
n putrinya Beliau segera menoleh ke arah D