an. Itu tidak akan lama. Satu tahun
a mereka katakan itu takkan lama? Kupandangi wajak Mak Tuah dan
u .
esok pagi. Kau harus bersiap. M
Tek Ida mengusap rambutku perlahan, kepura-puraan
menatap hampa ke luar jendela rumah, ya
anmu." Suara Tek Ida berubah ketus. Benar, wanita paruh baya ya
sihan orang. Selalu saja ada orang yang datang tiap minggu, entah itu mengantar beras ata
Mamak dan Etek yang sudah terpakai
erja di mana, menjual diri!" gertakan Mila membuatku semakin beku, aku sudah sangat biasa deng
menggigit bibir, memutar ota
au penolakan lagi. Besok orang it
ak Tuah adalah final. Terdengar langkah kaki me
g terjadi adalah jalan takdir yang telah tertulis. Hanya saja kadang aku tak bisa mena
eberapa minggu lalu, seorang laki-laki bertubuh subur datang ke
dia selalu mencari celah untuk mencampakkanku. Namun, tidak berhasil. Aku cukup diperhatikan di kamp
n terlaksana. Beliau akan mengumumkan bahwa aku akan b
aku memang tidak suka bercerita pada siap
pakah sudah tua atau cacat? Sehingga harus mencari w
ingat melahirkan seorang anak berarti harus menik
gkan menikah. Almarhum Ibu pernah memberi petuah tentang pernikahan saat itu aku berumur enam tahun, bebera
. Benarkah malam ini malam terakhir aku di sini? Benar
up jendela kamar. Melangkah ke kamar mandi dan berwudhu. Satu-satuny
masjid. Aku rindu ingin ke sana juga, tapi tidak boleh. Mak Tuah melarang, mungkin beliau takut aku memiliki teman.
tak pernah diizinkan makan satu meja dengan keluarga Mak Tuah, kecuali jika ada tamu. Ya, Mak Tuah selalu kelihatan m
lihat, keluarga bahagia. Lengkap, sepasang anak yang sudah hampir menginjak dewasa, dengan orang tua yang begitu menyayangi.
yang pertama menyadari keh
h dan ibumu ke dalam kub
a mengusir kabut yang hendak mengalami pandangan. Kalau saja bunuh
aring, membuat semua orang itu menatap ke arahku dengan keterkejutan yan
i memegangi perutny
ra Mak Tuah menghentikan tawa Mila dan
pi
uhkan anak, bukan istri
orang itu akan mengajakku berzina? Bisa kurasakan darah surut dari waj
knya tanpa menikah. Tidak ak
hu segalanya! Aku takkan m
a berdua akan menyesal memiliki anak sepertiku. Jad
mau menikahi wanita kampung sepertimu. Meskipun dia bandot tua i
u memutar tubuh dan melangkah masuk kamar. Rasanya tenaga terca
li menghadap padanya. Mataku membulat tak percaya dengan apa yang dia katakan. Rumah kuning adalah tempat wanita yang menjajakan dir
an berani,
ntar kau ke sana malam ini.
aska
a dia ke rumah kuning itu!" Tek Ida berseru p
dipaksa naik mobil Avanza yang baru saja dibeli Mak
ng itu sudah jelas, lampu temaram terasnya membuatku merinding. Tel Ida tak main-main, dia
emberikan anak pada ora