nya yang mengaku bahwa uang itu digunakan untuk biaya pema
ia minta minggu depan harus lunas semuanya. Jika tidak, bap
dak karuan lagi ketika ayah
bisa buat melunasi hutang sebanyak itu? Terus juga bagaimana deng
itu biar nanti bapak yang bilang sama orangnya! Apa kamu mau orang itu datang terus, dan bahkan sampai m
ya. Dia mencari waktu yang pas untuk bisa keluar dari ruang itu. Karena Amira yakin, hutang ayah tirinya itu bukan untuk biaya pemakaman ibunya, melainkan habis buat mabuk dan berjudi. Karena Amira paham betul ayah ti
h," ucap Amira mencoba me
ng!" Pak Wanto kembali mengancam. Tatapan m
g, dia menunggu situasi yang pas agar bisa kabur dari rumah itu. Tapi posisinya sulit, ayah tirinya selalu ada di rua
au mengurusi hutang sebanyak itu yang tidak jelas tadinya. Karena sepengetahuan Amira, biaya pemakaman ibunya itu dari keluar
ulas agar bisa membawa adiknya keluar dari rumah itu. Akan tetapi, disatu sisi Amira sanga
h mendengar suara ayah tirinya yang masih nyanyi-nyanyi se
t lagi hidup dengan ayah tiriku. Dia sudah berubah, dia tidak
pat teler biar dia bisa secepatnya keluar dari rumah dan terbebas dari penderitaan. Namun tidak lama
s, justru akan semakin parah, meski Amira masih berumur cukup muda, tapi pemikirannya sudah cukup dewasa, dia san
aku tidak perduli dengan pakaianku di sini, yang penting aku sama adikku
tiba-tiba saja dia mendengar s
a ...
rinya itu yang tidak juga tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lagi-lagi
," ucap pak Wanto d
aroma alkohol yang begitu menyengat. Namun Amir
? Ini udah malam,"
perintah pak Wanto
di luar, ketika pulang ke rumah malah disuruh ini dan itu. Amira merasa tidak apa-apa jika ayah tirinya itu ber
ana, bapak pegel-pege
hirnya Amira langsung berge
hnya di lantai ruangan itu dan meminta anak tirinya
rut bapak," pi
enggak bisa ngu
olesin minyak terus pij
u sembari memijat-mijat. Terlihat pak Wanto menikmati pijatan anak tirinya. Posisi p
aha. Ini paha bapak pe
paha ayah tirinya. Dan pada saat itu pak Wanto sepertinya mengalami ereksi. Terlihat dari cela
uduk di sini,"
tirinya memintanya untuk dudu
Amira kemudian menyuruh anak tirinya untuk men
belahan bokongnya itu ada benda yang mengganjal. Dan saat itu kedua tangan pak Wanto juga memeg
ba aja bangkit dan langsung m
embuat Amira kag
udah lama tidak melakukannya," ucap
sa berbuat banyak, karena memang tubuh ayah tirinya itu sangat lah besar, sedangkan Amira sendiri bertubuh keci
sadar...." Amira
*