RU
uda yang mengenakan jaket kulit warna hitam yang b
utkan langkah cepatnya sembari menyeret koper mili
senyum geli lalu berkata, "Selamat siang, Pak. Maaf,ekarang!" jawab William tak sab
an, Pak. Anda terlambat 15 menit dari panggilan terakhir s
njadwal ulang keberangkatannya menuju New York. Sopir yang mengantarkannya ke bandara juga sudah meluncur meninggalkan tempat
ara Soekarno-Hatta yang sibuk oleh arus penumpang. Dia pun teringat kejadian bertabrakan dengan seorang pemuda ber
i kekar, dia tak sengaja menyenggol seorang gadis ber
gadis itu seraya
tu dengan sepasang lengan kekarnya. Dia senyum-senyum sendiri meliha
er begini, bisa bikin orang benjol!" Dia lalu melanjutkan perjalanannya lagi menuju ke sebuah coffee sh
an harganya di atas konter pemesanan. Dia pun melakukan order, "Car
arista itu sambil menginput pesanan Emmy ke mesin kasir. Di
engan jendela cafe di dalam bandara tersebut. Pria blasteran berbadan besar
tu nabrak-nabrak? Kasihan juga deh sebenernya-" Emmy b
uk mendatangi pria yang tadi menabraknya. "Emm ... maaf, Om. Apa lagi nungg
ndara jadi nggak bawa duit deh!" jawab William lalu dia
ena tadi sudah ditolongin, nggak mesti nyosor lant
wab William yang me
, "Apa mau donat,
. Dia tersenyum melihat gadis yang tak dia ke
Kayak masih teenage gitu penampilannya!' b
liam lalu mengulurkan tangan kanannya. "Kenalan dulu dong, O
tu dan menyeringai geli seraya menjawab, "Will, singkatan dari William Sa
berangnya itu. "Apa aku masih keliatan ABG banget sih? Padahal a
ta, "Silakan pesanannya, Mas, Mbak. Kalau mau nambah orderan bisa
mu berapa sih?" selidik William yang mulai pen
sia berapa?" sahut Emmy seperti layaknya o
igap Emmy menghampiri William lalu menepuk-nepuk punggung pria itu. "Kucariin air putih ya, Om! Bentar-"
.. berasa old banget gue!' batin William sambil
juh, kenapa emang
Emmy pun mencebik lalu memalingkan wajahnya ke kaca jen
ng ngambekan. Hmm!' batin William menilai tempe
biru keunguan lengket itu dari tepi bibir Emmy. Dia menjilat jemarin
rappuccino miliknya. Setelah melirik jam tangan di pergelangan tangan William, dia pun berkata,
kan, William pun menjawab antusi
eb
-imut, cocoklah kalau aku panggil 'Baby',"
dikirain sugar baby-nya, Om Will pula!" prot
adak seperti merasa punya keponakan baru dan harus ekstra sabar momong bocah. Sis
ng bareng!" ajak Emmy menyunggingkan senyum be
Bandara Soekarno-Hatta. William yang biasanya tinggal perintah ini itu harus rela mencarikan taks