geri 2
hal istrinya juga bisa membukakan pintu untuk dirinya sendiri. Tapi ia membi
g tangannya dengan berdo'a dalam hati, "Semoga Allah Mem
leh istrinya. Istri yang awalnya tak di inginkan
ang. Gerry pun kembali masuk ke dalam mobilnya, memb
mbaikan tangan ke Shofia, Shofia tersenyum manis. M
a kelas pagi dan siang. Hanya ada dua mata kuliah, jadi jam du
enatap dirinya ke cermin, dirinya memang selalu memperhatikan penampilannya. Sayang saja
erlihat auranya yang berbeda dari biasanya. Gerry membalas dengan senyuman pula, lalu ia mera
ertama dengan bini gu
irnya sembuh juga," puji Raffa, bahagia dengan teman
kah ama gue, tapi dia masih perawan," kasih
rtawa, nampak beberapa gadis menatap kagum kedua cowok tampan yang keduanya tak terpisahkan. Keduanya selalu di anggap pasangan guy
r kampus, menuju lantai tiga, yups
rry, membuat Gerry yang di samperin merasa jengah, tak suka d
ya, gue ada tawaran bagus
rik," jawa
n ini sangat menguntungkan
erasa jengah deng
ima job lagi, sebab jadwalnya sudah padat. Tolong jangan ganggu. Awas minggir
h pelajaran," ucap Clarissa, namun t
ap kelompok. Mereka telah merancang desain sebuah bangunan. Gerry membuka laptopnya, memastikan gambar desainnya su
rupakan hari terakhir kuliah, sebelum dirinya di si
*
ata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, ponsel berdering singkat, menandakan ada
i dengan materi yang di jelaskan
edikit sakit jika berjal
dekan universitas di Bekasi, meminta Shofia mengisi mata kuliah agama, sebab kampus tersebut sedang kekurangan dosen agama. Zalfa pernah kulia
erutama suaminya. Dekan tersebut, memberi waktu untuk berpikir 24 jam. Itu
Kring.
unyi, beberapa anak menghela napas,
k, apakah sudah sel
ah seorang murid, deng
lkan, yang belum nanti saat istirahat kedua
ab murid-murid ke
klah anak-anak, cukup sekian untuk pertemuan hari ini, sebentar lagi tes akhir semester, ibu hara
atullahi wa barokatuh," j
gannya, berjalan pelan sebab merasa nyeri di area kewanitaannya.
a Salah satu siswanya
jalannya aneh," u
bisa menutupi rasa sakitnya, sungguh sebenarnya terasa perih untu
ya. Untungnya jadwal ngajarnya ada setelah jam istirahat pertama,
irahat kedua, Gerry menelponnya. Shofia meng
amu'alaiku
ayang." jawab seseora
?" tanya Shof
berapa nanti?"
engah dua, ma
oh iya. Jangan lupa mak
u ia menutup sambungan telepo
ku Shofia, Shofia tidak menjawab, ia hanya mengulas senyum. Lalu ia membuka lac
tungguin!" p
enunggu temannya yang seda
melihat Pak Arsenio, beliau adalah
mengangguk, lalu ia berjalan cepat menuju mushol
*
ng di kafe, lalu ia melihat Clar
enutup mulutnya, tentu ia tak suka di dekati perempuan, entahlah namun ia me
sampai di mejanya. Gerry sudah bersiap pergi,
tahu jika Gerry menutup mulutnya,
api juga tidak jelek, mengudara di kafe tersebut, Gerry dan Raffa sudah tak peduli, keduanya per
gue aja ya, toh udah gak ad
bagaimana kalian beri
u," jawa
raspal, memecah jalanan yang padat kendaraan.
dan Bu Riris keluar secara bersamaan, Bu Riris menuju ke parkiran. Sedangkan S
ia menoleh, ia melihat suaminya yang berdiri dengan Raffa di sebelah motor
at istrinya yang sedang berdiri dengan guru lainnya, tanpa pedulikan s
ris, salah tingkah, ia membenarkan jilbabnya, yang sebena
ofia mengangguk, membuat bu Riris terkejut, pasalnya Shofia ternyata mengen
uara bu Riris
Riris menutup mulutnya, sebab merasa terkejut. Ia
Gerry," Shofia mengenalkan, namun Gerry
hofia pelan, berjalan menuju dimana mobilnya terparkir. Dari at
!" panggil
Raffa, Alika adik sepupu Raffa mengangguk, "y
gak jemput?"
h. Raffa pasti modus, sebenarnya mau lihat Mellisa, kakak kandun