i. Di tempat tinggalnya yang baru, ia masih belum mengetahui dimana lokasi untuk pelatihan ilmu bela diri.
nal memenuhi layar ponsel Xavier. Awalnya ia ragu untuk menerima panggilan tersebut tetapi si penelpon berul
i bicara, seorang wanita dengan
ni pada ayah kamu !," suara wanita di seb
ari ayah saya?," dengan tegas
ayah kamu !," terdengar suara den
itu keras ingin berbicara pada
ayah saya sebelum anda menyebutkan nama anda
ibu k
unya ibu," s
!" ucap wanita itu
anda baru saja melahirkan adik ku. Tanpa rasa berdosa anda meninggalkan kami demi harta. Siapa yang durhaka? Bisa mikir kan?," emo
hasil penjualan ru
Sejak kapan rumah ayah aku jual? Hmm... Kesempatan ku untuk me
kalian sudah menghabiskan ua
sannya dengan anda?" Xavie
s rumah itu. Be
i ketika hidup kami susah anda tidak mau tahu. Sudah y
di pengusaha?" suara w
k punya waktu untuk meladeni anda," Xav
ar ponsel ke arah wajahnya kemudian Xavier kembali mengikuti ger
makin penasaran dengan bisnis Xavier. Kembali ia m
kan gerakan bela diri gegara wanita itu terus menghubunginya. Rasa ingin berlatih il
an meletakkan sikunya di atas lutut. Ia pun mulai berpikir untu
tergantung di balik pintu dan segera berjalan keluar u
hijau terbentang luas sehingga menyegarkan mata. Ia mulai berpikir untuk men
ibit tanaman. Xavier memilih beberapa jenis sayuran yang mungkin ak
encangkul tanah yang ada di halaman rumahnya. Bibit sayuran satu persatu ia ta
lat ketika melihat anak-anak itu sedang mengenakan pakaian khusus untuk atlet ilmu
et ilmu bela diri
ng. Kami baru masih anak b
untuk anak baru ti
boleh k
angkat bareng. Abang
memiliki seragam khusus, ia pun memilih menggunak
ia melihat pria yang sangat ia kenal sedang melatih murid-mu
," panggil
latih ilmu bela di
ntuk mengisi wa
er mengacungkan jari jempol p
, dong. Bapa
las dengan g
kamu sedang
. Agar bisa menjaga diri. Bapak lihat
arang ini para pelaku tindak kejahatan tidak segan-sega
ta mulai berlatih
ih. Dengan tekun ia terus berlatih demi tercapainya keingi
angit. Tibalah waktunya untuk pulang. Xavier pulang bersam
udian memasak makanan untuk makan malamnya. Telur dadar dan
menggugah selera. Perutnya pun mulai meminta untuk di isi
n menuju pintu depan. Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang datang. Bapak pemilik
ekspresi bahagia Xavier menerima seragam
ntar untuk memberikan ser
ak pemilik rumah sewa," u
l saya bapak pemilik rumah sew