an seakan menjadi ritual wajib untuk mereka berdua, diusia yang sangat muda da
inan ayahnya. Meski angan-angan masih jauh, dan juga rasanya Renata sering berkaca dengan kondisinya yang yatim, tidak menempu
a, dan rasanya bangga bisa mendampingi Eka jika dia lulus ke Akpol, jadi polisi, dan
n lebih besar dan dahsyat lagi. Dia kemudian bangga jadi milik Eka. Dia tahu paras tampan Eka banyak jadi inca
Renata. Semenjak SMP kelas III hingga sekarang, tidak sedikitpun Eka tergoda dengan gadis lain, meski yang menggodanya bukan sembarangan gadis. Hatinya seper
khan nggab boleh kesana..." larang
harap itu sambil setengah merajuk melihat wajah Renata. Renata gema
p keatas, dan mulai dirasakannya jari Eka seperti ular melata di permukaan vaginanya yang ditumbuhi bulu
but oleh tangan Eka, dan mulai bermai
.." teriak
dan Eka seperti menemukan mainan baru disitu dan makin membuat dia bersemanga
uat dia juga dengan cepat naik kembali nafsunya, dan sambil menjilatinya buah dada Renata, dia me
n jilatan dan lumatan bibir muda Eka, roknya kini tersingkap keatas, dan celana dalamnya mulai turun
awah, celana dalamnya kin
engan ciuman di bibirnya dengan penuh nafsu, sedangkan tang
dan mencumbu indahnya tubuh kekasihnya, semua jarinya juga aktif bergerak mencumbui se
aan bugil juga, karena kemeja seragamnya kini sudah dicopot. Suasana siang yang
aginanya, dia kelabakan dengan arus birahinya yang kali ini benar-benar membawanya ke sungai in
hingga buah dadanya yang disapu oleh lidah Eka, kini dia mulai diserang ole
ibirnya yang bawah. Eka lalu mencabutnya, tapi kemudian menggesekkan lagi kepalany
nata meringis...dia mencengkrema pinggul kekasihnya, terasa perih dan
ombang dari Eka, membuat Renata tidak mampu menolak lagi, dia hanya bisa
itu, dan mulai menggoyang pelan secara otomatis, meski dijepit dengan eratnya memek yang masih perawan itu, tapi campur
ak menyuntingnya, kini harus terenggut saat ini, dia hanya bisa menangisinya, dan meski perih, namun dia
n ketatnya pelukan Renata membuat dia semakin bernafsu, dan membalas pelukan kekasi
mencengkeram pinggang serta kukunya menancap di punggung Eka saat puncak kenikmatanny
ng pantatnya, dan tidak lama kemudian dia mencabut batang kemaluannya, lalu mem
yang menyesali hilangnya mahkota kebanggaannya... dia menyembunyikan wajahnya ke dada E
Kok teg
a sedikit
g.... Aku
bat gesekan dari batang kemaluan Eka, di batang Eka yang sudah lunglai pun terl
s.... Rasa ingin tahu dan birahi yang terus dipompa oleh cumbuan yang intens, membuat
i yang dihatinya, dan tidak pernah ada pikiran bahwa dia akan mencintai gadis lain, meski
t menyesalinya, dia semakin takut kehilangan Eka, meski Eka masih bau kencur, masih panjang perjalanannya, tapi