Ardelia. Seorang perawat yang harus berhenti karena kejadian yang tak terduga terjadi kepadan
Jari jemari tangannya tak berhenti mengusap foto tampan yang terlihat jelas merangkul di
enatap foto Saka yang tersenyum ke arahnya. Sesaat, air matanya j
shb
hun ya
harus menahan amarah setiap kali beda pendapat dengan dokter Saka.Kalo bukan ka
anya memicing menatap ke arah pintu ruang
a itu terukir di papan nama
eberapa pasien menginap karena dirinya!" gumam Arini seraya menghela nafas
i harus memasang senyum manisnya setap kali berb
pa Arini mengham
yeringai melihat Arini
aka menerima beberap
hari ini mereka bisa pulang ke rumah m
infokan pada mereka semua!" peri
n hal tersebut kepadanya. Kedua matanya memicing menatap dokte
yang tampan,"
wab Saka
ya yakin, mereka pasti akan mendengarkan semua kata dan ucapan yang
ika asisten pribadinya tak bisa menangan
?" tanya Saka terli
ya
hela nafa
snya, tugas ini sudah menjadi tanggun
da mereka, tapi mereka tak mau mendengarka
amu?" tanya S
menumpuk di IGD karena tak mendapatkan ruang rawat karena dokter!" ujar
alinya, ia harus menerima saran dari asi
tan banget, emosinya mulai meledak-l
.. Dr
ing cal
satu bulan lamanya, sang kekasih ha
jawab Saka sen
ri balik pintu. Kedua matanya memicing menatap
dasar nggak punya perasaan!" gumam Arini dalam
*
ai sifat playboy, itulah yang melekat di dirinya. Sejenak, kedua bola matanya mengarah pada w
apa yang saya maksud?" tanya D
ab Aura menyilangkan kedua kakin
ng begitu indah. Sesaat, jiwa playboynya pun mulai kembali lagi. Kedua bo
embuyarkan la
ya
pak baik-baik saja?"
ndekat menghampiri sekertaris
kekasih?" tanya Devi
rasa menembus ke dalam hatinya. Ia seakan terpeso
kekasih, apa Bapak mau menikah deng
s pikir jika sekertarisnya ber
lancang. Tapi, saya hanya ingin mencari pendamping hi
dengan wanita yang menawarkan dirinya untuk menikah. Biasany
orangtua kamu?" Kata-kata Devian membuat Aura terperangah. Aura
k cari tau dulu, siapa say
keluarga kamu," ucap Devian yang begitu manis. Kata-kata man
eranak satu. Tapi, dia memiliki kekayaan yang sangat melimpah di bandingkan dengan Saka. Kesempatan tak datang dua kali. Aku tak bisa melewatkan ha
*
engerling melihat beberapa cha
agi, kakak a
kamu pulan
odohkannya lagi?" Pertanyaan Saka yang
ah
ma Arini yang selalu ada di belakangnya. Sejenak, langkah kakinya terhenti
er dari tadi, lho!" ucap pasien tersebut seraya
nya datang juga!" s
afas panjang. Hampir setiap hari ia selalu
ra ketampanannya begitu luar biasa. Dari anak k
ini, saya sudah mempunyai kekasih! Dan saya tak mau karena ini, hubungan s
liki kekasih?" tanya sa
Biasanya, Arini selalu menegur orang yang selalu menggoda Saka di saat
edikit bergeser dan mendo
ka seraya melirik ibu-ibu yang ta
ya berputar ke arah ibu-ibu yang
asih dokter?" tanya salah
a penasaran!"
bisa memiliki kekasih
nya bisa menggelengka
jawab Saka merangku
ika dokter saka membuat pernyataan yang se
?" lirih Arini menc
njuk mereka serempak. Terkejut dan terp
ih saya. Ya 'kan, Sayang?" tany
ung dengan apa yang dila
ar. Apa dia tak memikirkan keselamatanku akan tindak
atapan mereka begitu tajam. Perlahan, ia mulai melepas ra
Arini terhenti dan terkejut saat m
menjadi kekasih Dokter Saka. Cocok
ebaknya kalo kalian itu b
p satu sama lain dan tak menyangka jika i
*
nya tak berhenti memegang handphone miliknya. Ia bingung
nya?" tanya
pusnya kembali. Jari jemari tangannya seakan m
ji kita. Mungkin ini yang terbaik buat kita," gumam A
dengan Saka!" katanya seorang diri seraya menarik nafas dan memb
*
anya Saka mensejajarkan diri mengikuti l
lang ke Jakarta?"
momen-momen yang indah itu. Dan aku juga ingin melamar k
es
ee
siapa yang menggantikan posi
a sudah mempersiapkan itu semu
siapkan semuanya?" t
mau kemana?" tanya Saka m
ulang, Dok!
ata Saka yang spontan m
rhutang budi pada saka. Sejenak, ia mengerling saat Saka mengajaknya ke toko perhiasan yang ada di kota
yang begitu terpesona dengan kei
dan pas di jari tangan kamu." Perkataan
tanya Arini menun
membuat Arini tak mam
Dia me