E-TA
cerita ini benar-benar terjadi. Namaku Dedi, umur 24 tahun. Aku seorang gigolo di kota Ba
Tante Mira (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, or
meiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung. Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku ber
taku. "Kamu nanti sore ada acara nggak?" katanya. "Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?" tanyaku. "Nggak, na
gan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi. Sore
mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela.
dah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha
efreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa. Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ng
akang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser duduk
iri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tan
unya. "Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kon
membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, den
asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tanganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudara
angan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus
hh.. akhhh.. terus sayang.." Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar
Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku. Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku
ku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan ta
sss." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang kenikmatan, ku n
dian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh
berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil. sesampainya di villa Tante Mira
ore kembali lagi. kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan
amarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka nai
jahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. Dengan ganasnya mereka berdua secara bergant
nku ke liang kewanitaannya, "Blesss.. bleeesss.." batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Meri,
n Tante Mira meremas-remas payudara Tante Meri. Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tan
tegak berdiri ke liang senggamanya, "Bleesss.. bleesss.." batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang
Tante Mira, lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-leba
"Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak.." Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengu
ahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanga
ah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pah
dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante
ian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perk
i depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dap