ah dilema yang luar biasa dan menurunkan mental Revan saat ini. Revan tidak mau hasil kerja keras sang
anpamu di masa yang akan datang?
k sanggup lagi untuk bertahan. Cucu Adhyatsa itu segera mengemasi semua ba
Salah satu security men
an." Revan segera menuju
nggunakan fasilitas milik sang kakek karena akan dihitung sebagai hutang budi. Revan
tuk berhenti sejenak dan mencari penginapan. Hotel Dahlia--salah satu hotel milik sahabat baikn
li ini, ia sama sekali tidak mau diganggu. Membayangkan besok pagi saja sudah membuatnya
gnya tidak. Ia memilih mengacuhkan panggilan dari wanita itu. Menjaga dan melatih hatinya agar
a mengecek semua ponsel. Banyak sekali panggilan tidak terjawab. Baik dari Bunda
yang sudah disusunnya. Entahlah, bagaimana nanti cara menyampaikannya pada gadis itu. Mentalny
ana dengan harga sewa yang sangat murah. Sesuai dengan kemampuan keluarga Mayang. Pernah sa
merindukan Mayang saat ini setelah memarkirkan
a sangat bingung loh. Ini aku lagi ga ulang tahun, tapi dapat kejutan. Ihh ...
menguar pada indera penciuman Revan dan selalu menjadi candu baginya. Mayang menarik lengan Reva
n mint segar. Mayang sudah hafal sejak mereka masih tinggal satu atap di rumah kelua
anget? Eh, aku kabari Bunda dulu." Mayang mengambil
acara apa hari ini?" Revan segera mencegah Ma
uatu. Entahlah, Mayang merasa ada yang janggal dengan Revan saat ini. Lebih tepatnya sejak laki-la
alah?" tanya Maya
ayang." Revan kali ini ingin tahu k
gung mencari Mas karena Mas Revan tidak menjawab telepon dan pesan Bunda. Mas, jangan seperti ini. Jika ada masalah seles
sebuah masalah. Ya, sudah, nanti Mas akan ikut dan temani kamu bimbingan. Ingat seg
Nanti sajalah setelah selesai bimbingan baru berbicara pada Revan. Jangankan b
a-sama." Rasa sesak di dada Revan datang begitu saja saat kalimat ini lolos dari mulutnya. "Em ... maksud a
ukamu, kita sudah hampir tujuh tahun atau bahkan lebih saling kenal. Sejak kita masih masa remaja dul
as lapar," kata Revan sengaja mengali
selalu paham apa yang disukai dan tidak disukainya. Hal itu yang membuat Revan jatuh cint
k-balik lagi. Mayang sudah cantik alami dengan kulitnya yang putih bak porselen. H
Mayang sambil membawa map plastik
aja memilih makanan satu
ik saja dan tidak ada masalah, tentu tahun depan mereka akan menikah sesuai dengan apa
ah itu?" tanya Mayang saat
nci rumah itu. Mas percayakan sama
0 WIB. Jam tangan hadiah dari Revan yang selalu dipakainya kemana pun dan kapan pun. J