sa!" jerit Marisa, bocah berusia
suami. Tubuh gadis cilik itu terus meronta. Kedua tangan Marisa menggapai
TKI, harus berangkat ke Surabaya. Bersama dua belas cal
il itu berusaha menenangkan sembari sesekali me
ak pelan meninggalkan tempat parkir PJTKI. Maryati dan mungkin juga teman-teman senasib merasakan lara yang sama. Berat berpisah den
a juga ndak cukup." Begitu ujar teman sebangku dal
ksesannya menyekolahkan anak-anaknya sampai bangku kuliah. Bahkan ada salah
"Nggih, Mbak. InshaAllah, saya bisa s
an berkecukupan materi. Memang dia harus berkorban untuk sementara waktu. Maryati tidak bisa berharap
i sudah bulat meskipun haru
an
n, Ria?" tanya seorang wani
a itu pecah berantakan. Maryati pucat pasi dengan wajah menunduk dal
a masuk mesin, nanti mesinnya rusak! Ce
n mengambil kantong plastik dan
," (maaf, Nyonya) uca
pinggang. "Pekerjaan kamu bagus sebenarnya, tapi ceroboh, Ria. Saya tidak mau jika
g melangkah menjauh. Maryati menarik napas lega. Namun,
ga Ama baik-baik. Sebelum berangkat libur, kamu tunggu ad
gangguk pelan. "Bai
enek. Wanita itu memiringkan tubuh Nenek dan menepuk punggungnya. Sela
in
belah tangan, Maryati me-scroll sosial media. Dia sempat
, sebuah pesan masuk
libur, kan? Sudah dapat i
um sendiri lalu
lang sama dia, kalau nemuin suami yang baru datang
godaan. Pipinya memanas mengingat nama Agung, laki-laki yang beberapa
galami kesulitan. Tidak bosan, Agung memotivasi Maryati ketika wanita itu merindukan Marisa. Pertemuan M
h. Jangan
ih kembali sisa minuman yang berada di dalam botol. Mar
um, aku pulang sekara
ahu Agung. Agung tidak tinggal diam. Dia s
i. Iya, sudah, aku nggak akan
yakan minum. Kamu itu hari Senin kerja, Mas. Keb
mudian mereka berdua keluar dari ruangan yang ma
a Maryati sembari mendongak menat
au tidur di mana, Ya? Besok kan masih libur. Kita tidur dulu di situ, besok sian
di lengan Agung dan mengikuti laki-laki itu menuju ke rese
idaklah buruk untuk harga 700 NT, pikirnya. Wanita
ryati harus begadang semalam suntuk karena Ama (Nenek) tidak mau tidur. Terkadang pula, Maryati menghabiskan waktunya di ru
uknya. Laki-laki itu hanya mengenakan handuk hot
ap Maryati lirih sambil m
andi karena tadi minum. Ayolah, aku sudah ngg
erak turun. Tidak hanya itu, Agung mulai menciumi Mar
n Agung sehingga keduanya sama-sama tanpa busana. Malam itu, kedu
nya sebagai seorang istri. Dia lupa akan keberadaan Irwan dan Mar
sosok Agung. Laki-laki yang datang menawark
*