anya telah saling mengenal dengan baik. Siap menerima kekurangan masing-masing dan melengkapinya. Namun hal
tu indah, berwarna putih seolah dirinya akan kembali suci sebagai pengantin b
menuju masjid untuk melangsungkan akad nikah yang akan dijalani oleh Galih di sana. Barulah
lah dihias dengan baik. "Sayang, sebent
is. "Aku masih tet
Pada satu sisi dirinya merasa sedih harus melepas Mona setelah apa yang te
tetapi jarak rumah kita akan cukup j
hir pekan," balas Mona tidak m
dari tempat tidur. "Kalau begitu Ibu keluar dulu. Sepertinya ...
ar. Sudah banyak anggota keluarga dan teman-temannya, khususnya tetua wanita yang mendata
dan rombongan akan segera datang. Setelah itu, acara pesta perni
mpat tidurnya. Membuka isi laci tersebut dan mengambil sebuah buku be
ia berikan tanda pada kalimat "ketidaktahuan dan ketidakpastian kadang-kadang ja
oleh Angga kemudian mulai dibacanya. Sebenarnya Mona telah menerima surat itu sejak jasad Angga dipulangkan
ada yang tahu, ketika aku menuliskan surat sepert
n merobeknya. Namun jika pada akhirnya surat ini sampai
u-buku sejarahmu mungkin tak akan sebanding dengan ceritak
ya aku bertemu denganmu. Bisa mener
bu yang selalu menganggapku sebagai putranya sendiri dan ... aku untukmu s
an kisah kelam ini menenggelamkanmu ke dalam
kah denganmu, rela menerimamu seba
ji untuk pulang dan mendengar cerit
mu, A
tanpa bisa ditahan lagi. Ia berpikir isi surat itu hanya untaian kalimat romant
embali surat tersebut ke dalam amplop. Tetapi ia tidak sempat menaru
k sang mempelai pria. Tampak Rahayu berada paling depan dan lan
yuman tipis. Meski di hadapannya kini telah ada suami sahnya, tetapi dalam pikirannya ia masih mengin
Mona tadi. Baginya pernikahan ini sudah terjadi dan tidak ada jalan lagi untuk
pihak wanita untuk segera membawa Mona keluar dari kamar. Keduanya kemudian menuju ruangan yang
empelai saling b
ihat Galih seolah tanpa ragu menyematkan sebuah cincin emas
nya dalam diam. Ia kemudian memicingkan mata ag
ri titanium yang ada dalam kotak cincin. Ia menarik napas
uara sorakan dari para tamu mulai terdengar. Menjadikan pas
ini," ujar fotographer y
i mereka. Jepretan demi jepretan foto mulai diambil entah dari lensa kamera sec
alih, bukan lagi janda dari Angga. Ia berdebar memikirkan status terbaru
♡
ai menyiapkan diri ke acara selanjutnya, yaitu pesta pernikahan. Begitupula
ah bersihkan dirimu," ujar Masita begitu mendapa
na kemudian masuk ke
s tempat tidur. Memakai baju kaus yang d
Mona melihat Galih mana fok
.. kau mungkin masih akan malu berganti pakaian di hadapanku." Ia memperhitungkan apabila Mona tel
ngarnya. "Kau kan bi
a akan mulai mengajakku mengobrol," balas Galih tidak berusaha bersikap ramah, seola
i yang berada dalam kamarnya. Mengambil baju mandi dan berharap
ya. Ia kemudian mulai mengedarkan pandangannya, memandang kamar Mona secara saksama. Entah hanya pi
ntung pada pintu lemari Mona. Ia menghela napas pendek, lalu mulai bangkit meraih
nnya, sehingga dasi kupu-kupu yang hanya menempel sea
ang. Ia menunduk mencoba mengambilnya, namun sesuatu menarik pe
ara keran shower masih dinyalakan, artinya Mona masih mambasuh d
di dalamnya. Perlahan matanya menatap isi surat tersebut. Setiap kata demi kata dibacanya dalam hati s
pat ia memasukkan amplop itu ke dalam saku jas tuksedo yang akan dip
as tuksedonya, tetapi ia terpaku melihat Mona dalam balutan baju mandi. R
ku akan datang," ujar Mona mencoba m
ulai melangkah, namun ketika berada sejaj
u harus juga cepat berpakaian ji
lan. "Meski pada akhirnya aku
t Mona merasa wajahnya memerah. "T
ini akan terlalu singkat
♡