kali bicaramu!"
menerkam mangsa di depannya. Bukan tanpa alasan dia seperti itu, terlalu lelah
a. Hingga hari ini, luka itu bisa menjadi sedikit tero
t ketika sebuah mobil mendekatinya dan ibunya dengan kecepatan tin
ukkk
Kaku.
ar bermandikan darah. Hampir tiap malam, memori itu terus berulang dalam tidurnya. Pemu
k pernah melakukan kesalahan apapun pa
a berg
an aku!
ecantikan wajahmu dan kelembutan kulitmu." Anggara mulai menghi
an adab untuk menghadapi bajin
mberontak sekuat tenaga seolah ia
u dan membiarkanku pergi dari tempat terkutuk ini. Seandainya a
res oleh cakaran Almaira sedikit mengangka
. Kehilangan orang yang dicintai. Bila perlu selamanya," bisik Angg
u pikirkan. Kau salah orang. Lepaskan aku seb
eracau, aku t
ai memberikan tat
rsujud memohon ampun!" teriak Almaira. Mata indahnya menyala, urat wajah
mendengar perk
r ayahmu tidak membusuk karena pnderitaannya
cut kau!" um
luar dugaanku. Tapi maaf, aku sudah lelah mend
Almaira meronta dan sekuat tenaga mengayunkan kakinya. Namun
run ke lehermu," lirih Anggara pelan tepat di dekat te
melewati malam di tempat yang baru, kebencian dalam dirinya menyelimutnya berlapis-lapis. Kehilan
nya begitu saja. Terasa menusuk cuaca malam itu seper
ni sampai Si Tua Bangka itu me
ang memperlihatkan seorang wanita d
ini, ayahnya akan mati secara perlahan-lahan. Sakitnya kau tinggalkan akan dia rasakan, rasa sakit seperti ditusuk sampai
***************
an, haus darah selamanya dan tidak pe
***************