aranya, lalu menariknya keluar dari bawah kemeja. Dan seketika itu, payudaranya y
dalamnya. Sekarang, walaupun dari luar Citra terlihat masih menggunaka
ooo...isep tetek aku Sseeeet..." Perlahan tapi pasti, darah birahi Citra semakin panas, hingga desahan dan erangan pun mulai kelu
tak kalah mesumnya, sedang mengawasi istri Marwan itu dari balik persembunyiannya. Matanya sama se
lalu tinggi sehingga ia lupa, (atau tak peduli?) j
yang membantu pekerjaan karyawan yang ada disitu. Pak Utet juga terkenal sebagai seseorang yang pendiam. Ia suka bekerja dalam diam dan tak ada yang mengetahui kapan ia bekerja, tahu-tahu lela
sa membuat dirinya berpikiran macam-macam. Namun, entah kenapa, beberapa waktu belakangan ini, Citra berubah menjadi seseorang yang baru. Seseorang yang suka menggoda, g
mbuat kulit putihnya beserta bra dan celana dalamnya terlihat menerawang. Sesekali juga, Citra dat
uat Pak Utet menyerah juga. Ia mulai membayangk
tadi pagi dipakai direksi, ia mendapati Citra yang sedang mendesah-desah keenakan. Walau hanya dilihat dari belakang, Pak Utet tahu jika C
batas kaca yang dilapisi kaca filem satu sisi. Selama Pak Utet tak menyalakan
uurpp... Nyam... Nyammm.... "Suara lidah Citra begitu seksi. Ia terus menjilati kedua puting payudaranya yang besar secara bergantian. "Ssshhh.
isa melihat wanita idolanya memamerkan tubuh telanjangnya. "Astagaaaa... Tetekmu besar sekali Neeengg.... Remes t
in nekat. Tanpa rasa malu lagi, Citra membuka semua kancing kemejanya dan membiarkan payudaranya terbuka bebas. Lalu dengan gemas, ia meremasi kedua payudara
pusar lalu mengusap klitorisnya. " Iya sayang... Jilat memek aku..... Cucup lendir kewanitaanku.... Ohhhsss... Nikmat sekali..." tambah Citra lagi samb
antarkan pemiliknya mendaki gunung kenikmatan yang mulai meninggi. Lendir kenikmatannya pun
CLOK...
al Citra pada vaginanya
ooggghhh.... Terus Setoooo...." Semakin la
alll..." Erang Pak Utet yang juga melakukan hal serupa, membetoti batang penis tuanya yang sudah semakin renta. Berusaha terus mengimbangi kenikmatan semu persetubuhan akibat terlalu lama tak me
payudaranya semakin buas dan kocokan jemari lentik di vaginanya juga semakin cepat. "Hooooohhh....
ng semula putih gemuk itu sekarang sudah berwarna kemerahan dan tembem. Cairan kewanitaa
CLOK...
makin kuat, hingga membuat tubuh indahnya meliuk-liuk dan menggeliat tidak karuan. Bibir basahnya terus mendesah menceracau
nggak tahan
an memutuskan rentetan pra-orgasme Citra. "Lagi ngapain Neng...?"
a wajah Citra langsung memucat. Ia tak tahu harus berbuat apa. Buru
a yang berantakan. Menutup kancing kemejanya yang terbuka
ndadak, mata Citra seolah mau copot. Pak Utet mendekat ke arahnya dengan tanpa mengenakan celana sama sekali. Ia mendekat dengan penis
si jongkoknya. " Pak... Jangan Pak.." Pinta Citra seolah tau
ak usah takut ya Cah Ayu.
u pak..
nafas mendengus-dengus, lelaki tua itu membalik tubuh Citra dan memeluknya dari belakang. Mulut t
enaga wanitanya berbeda jauh, semua itu terasa sia-sia. Citra yang bertubuh jauh lebih kecil da
an apa-apakan saya pak..
u melepaskan beban birahimu..." ujar Pak Utet yang terus meremasi payudara Citra da
osaku..." Gelisah Citra ketika merasakan tonjolan hangat penis pak Utet
n menciumi tengkuk leher Citra. "Yuk Neng... Sebelum orang-orang kantor pada balik... Bapak
... Enak
an dari suamimu khan? Mmppphhh...." Kata Pak Utet sambil menciumi tengkuk leher C
-gelengkan kepala, mencoba menolak semua
yolah Neng... Terima tawaran bapak... Selama ini kamu pasti sering membayangkan gimana rasanya ngentot dengan kontol yang jauh lebih besar dari kontol suamimu.... Kamu penasaran de
sam