eketika jam tiga, ketika aku pulang sekolah menggunakan motor sport, ketika masuk halaman rumahku tiba
nyaku kepada pak Maman,
akan mempunyai ibu baru," ucap pak Mama
aku segera untuk masuk ke dalam rumah, sesudah memasukan motor di garasi rumah, de
ucapku dar
liau sudah lama menduda, setelah bercerai dengan ibu sepuluh tahun lalu, beliau tidak pernah menikah lagi. Namun entah kenapa kali ini aku dibuat kaget keti
dan Aini," ucap ayahku sam
lkan namaku. Entah kenapa aku benar-benar gu
satu-satunya," ucap ay
a, wajahnya benar-benar cantik dan benar-benar sama persis, Hingga sulit untuk membedakannya. Saat itu ayahku menj
punyai ibu tiri. Namun disamping itu aku juga merasa kasihan dengan ayahku, yang memang
juga tidak akan memaksa kamu buat menerima tante Aina dan tante
da. Tapi saat itu aku berfikir, betapa hebatnya ayahku bisa mendapatkan perempuan kembar berparas cantik dan usianya sek
eh papah kamu, kami berdua juga pasti akan mengurus beliau dan ak
. Terlihat jelas jika kedua perempuan itu tulus untuk menjadi orangtuaku. Aku belum bisa memberikan ja
pikirkan dulu, kalo untuk sekarang aku
mengerti kok," jaw
pekerjaan pembantuku yang bernama mbak Eni. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa yakin dengan mereka berdua. Kedua perempuan itu terli
bercerai karena waktu itu usaha ayahku bangkrut hingga munculah pertengkaran karena ekonomi yang berujung perceraian. Beruntungnya ki
Tante tambahin ya nasinya,
nte," jawab
n juga aku sendiri. Setelah cukup lama kita makan bersama ngobrol-ngobrol, akhirnya ayah
*
di ibuku. Aku benar-benar kagum dengan kecantikan mereka, hingga aku merasa kagum dengan aya
anku. Setelah berfikir dan menimbang-nimbang akhirnya aku merasa mantap untuk mengiyakan keinginan ay
O
O
O
dikunci kok," ucapku se
k Eni yang datang sambil membawaka
p mbak Eni sambil meletakan
Mbak," ucap
untuk meminta pendapatnya tentang kedua
ucapku menghentikan mbak E
n?" tanya mbak
hal serius yang mau aku tanya
aat itu aku langsung menanyaka
gak ada yang nemenin tidurnya, terus juga kan Den Rey ini kan nan
Mbak," uc
pah kamu." Mbak Eni terlihat sanga
leh mbak Eni. Setelah mendapatkan pendapat dri mbak Eni, aku semakin
an tinggal bilang sama papah jika aku setuju.Namun aku masih kebingungan, dan merasa tidak yakin dengan
angkan lekuk tubuh tante Aina dan tante Aini yang benar-bena
kotor sih? Aneh," ucapku mera
yang di kepalaku, hingga membuat batang kejantananku semakin mengeras. Entah kenapa pikiran seperti ini
*