ai tuntutan kita melampaui kehendak orang lain. Karena setiap orang
Kamu juga bilang tuntutan aku itu hak aku
Tapi, tuntutan kamu memaksa saya untuk memberikan ketegasan yang berujung pada pemuasan
saku celana jinsnya. Tubuhnya beringsut dan menjauhi Caca Yunita. Di depan pintu ruang tamu, Pinto
ca Yunita saat Pinto telah
teman perem
unita menampakkan kerisauan. "Kamu
a lanjutkan pembica
gan respons Pinto, Caca
saya gagal memuaskan keinginan kamu?" Pinto mengula
angkan oleh Caca Yunita. "Aku bukan orang
. Sanggahan hendak terbang dari mulutnya. Namun, akal Pinto melarangn
suka ke kamu. Aku nggak ada apa-apanya dibandingin kamu. Aku cuma gelang
akuan Caca Yunita sulit timbul. Harga kepercayaan
silan kamu besar. Pencapaian kamu mengagumkan. Jarang ada perempuan
a Yunita mengi
n lebar Pint
dah puas dengan pe
menggelengkan kep
pedas yang ada di dekatnya. Menguny
Kamu cuma jelasin status kamu sama pemikiran bapak
tempat. Kunyahan di mul
ti sama perasaan kamu? Kamu takut?
Saya n
"Cowok itu kudu berani nyatain isi hati sama pera
uduhan Caca Yunita, "Sekalipun nyali saya kecil, belum tentu saya takut menyatakan isi hati dan
a kamu malu," dengan kesini
pertimbangan khusus," sanggah Pinto tajam
ta bergerak maju, tanda ant
kepala Pinto
bangan khusu
ak bisa kasih
oleh kesebalan. Untungnya, kesabarannya su
lam. Saya udah ngantuk." Dia mengambil tangan Caca Yunita dan menjabatny
n yang dibutuhkan Pinto. Mengantar Pint
a kembali ke ruang tamu. Masih terusik da