tu menekan, kenikmatan yang diberikan Bryan di stadion ibarat menjadi candu yang membuat semua persoalan itu fly terbang lenyap, m
Wajarkah seorang gadis anggota kepolisian yang masih perawan, begitu menju
rakat yang kurang disiplin, kehilangan kendali di tangan seorang warga
penggalan pertanyaan yang terus menggumuliku sepanjang akhir
ni pelecehan. Ya buatku Bryan telah melecehkanku di stadion itu. Tapi apakah aku akan menangkapnya? Ah j
dia pasti kehilangan diriku, karena aktifitas fitnespun kuhentikan. Perasaaan dan pikiran dalam diriku berangsur
tetap menjadi tersangka yang belum men
di stadion. Sumpah Mbak, Bryan tidak ada niat ingin mempermainkan Mbak. Brya
annya malam ini. Kupandangi diriku di depan cermin kamar, masih be
ksi sekali.' Terngiang bisikan mes
endek yang menghiasi tubuhku, mancungnya hidung yang diber
isi yang memberikan laporan kondisi lalu lintas terkini. Namun aku bertugas di sebuah
angkat yang memberiku nafkah sehari-hari, lencana , papan nama dan tanda korps, masih menempel lengkap di bebe
alut BH berwarna putih. Perutku yang ramping dan seksi mulai terekspose. Teringat perlahan bagaimana Bryan memper
gi lutut aku berdiri menghadap cermin. Kuturunkan restleting rokku yang ada di samping kanan pinggul dan kujat
taku dalam hati sambil mengagumi tubuhku sendiri yang
ahkan. Pelan kudengar lantunan lagu romantis beralun dari kamar sahabatku yang tid
han ,sejenak berusaha menghilangkan permasalahn hidup. Ritmis, be
kan bahuku yang kanan naik turun sesuai melodi, berganti bahuku yang kiri. Kepal
...la....la...la
ri seirama. Kubuka membali mataku menghadap cermin, melihat diriku
aku jadi berga
, bersih dan terawat terus goyang Tantri goyang. "Oooh aku mulai merasa begitu horny m
palang besi stadion itu hadir secara nyata di atas kepalaku. Ooh tidak, ternyata bukan hanya palang besi itu yan
hanya mengenakan celana dalam dan beha putih berha
g...." Fantasiku sambil memejamk
ndiri.' Begitu panas rasaku. Begitu bergelora jiwaku, lalu kubuka kaitan beha yang
segar. Di cermin kulihat sepasang payudara montok yang pasti membuat Bryan penasaran. Deng
batinku. Gimana bila kamu melihat ini? kamu
nggi tanganku pemandangan yang kulihat di cermin begitu erotis. Wajahku yang terpantul begitu bin
, Oooooooooooooooh..." jeritku tak tertahan. Rasanya ada sesuatu yang mau mel
ai kugesek perlahan persis seperti yang diajarkan guru seksualku Bryan. Kukangkang
enambah kesan binal, aroma tubuhku yang memancarkan gairah seksual
trus diberikan secara ritmis. Dimulai perlahan beranjak semakin cepat. Semua kulakukan sambil membayangkan Bryan ha
sela-sela hymen keperawananku. Seperti wanita nakal aku berfantasi cela vagina itu ditembus oleh Bryan, pria tampan yang menerbitka
a, penuh bintang, penuh cahaya, seperti surga. Kakiku yang terkangkang lebar seperti kesetrum. Diawali dari
wah tubuhku memberikan reaksi yang tak kalah sensasional. Dalam posisi pangkat terangkat. Vaginaku seperti mengempot, tertutup rapat, untuk bersiap memunt
uk mendorong hasrat apapun i
a dan mengeluarkan klimaksnya. Dalam posisi tubuh terangkat aku terbujur kaku. Aku kehilan
detik kemudian kembal
tku yang terangkat mulai bisa rebah kembali ke kasur, kaki tetap kukangkangkan lebar. Jari-jariku
Badai itu datang lagi untuk kedua kalinya
geden dengan mengangkat pantatku ting
i ekstase. Aku mabuk "Huuuuuuuuuh" Ledakan kedua ini bertahan lebih lama. Sekilas kulihat dicer
lalu. Aku kembali rebah seperti atlet
a. Aku ingin menikmati lendir yang kuhasilkan. Ingin kurasakan bagaimana rasanya. Terus kueksplore bagian
u berusaha mengambil napas lewat hid
" Kubayangkan tangan ini adalah tangannya yang asyi
k juga mengeksplore anusku yang tadi turut membuka menutup tak beraturan.
ntatku, oooh nikmatn
intu anusku. Betapa terkejutnya aku ketika asyik menusuk-nusuk lian
akan itu datang lagi kembali. Lebih da
seperti ada pengeluaran cairan besar-besaran dar
gigiku. Bahkan nikmat itupun dapat terdengar melalui gemeretak gigi yang bersyukur menerima limpahan lahar cairan nikm
ku masuk sampai ke anus. Kudorong ta
kiri yang terhisap masuk kedalam lubang anal 20 detik rasany
angsangan yang masih bergumuruh di sekitar aerola putting susuku. Kug
.." Berusaha kukembalikan
yan.....," lanturku sebelum kesadaranku h
*