dirinya, seluruh tubuhnya menjadi siaga. Panther terdiam tak bergerak. Selama ini, ia hidup dengan menjadikan nyawanya sebagai ta
ra mencabut kuncinya dan berjalan menjauhi lemari sewaannya. Sekitar 60 langkah, ia memasuki sebuah kamar ke
lam keadaan terburu-buru, ia tidak melihat sebuah ember berisi air yang tergeletak di tengah jalanan. Sebelah kakinya masuk
erapa orang di sekitar sana memperhatikan posisi jatuh Panther yang memalukan. Seorang pemu
Panther terbata-bata, "Kel
rdiri dan mendudukkannya pada sebuah
kata pemuda itu sekali lagi
petugas kebersihan stasiun kereta api. "Tidak apa-a
lega, lalu terdiam tidak
ah kamu ambilkan pakaian gantiku pada lemari sewaan sebelah sana? No 735. Selu
at dan berlari menuju ke bar
n membuka pintu lemari. Beberapa detik setelahnya, sebuah cahaya menyilaukan menusuk mata Panther dan suara ledakan keras
segala yang ada dalam radius 20 meter dari tempat itu hancur berantakan. Debu-debu berterbangan dan beberapa kabel terlontar keluar dari atap dan tembok
gera terdengar k
iri. Sedangkan pemuda yang membuka lemari sewaannya, ia tidak tahu apakah tubuhnya masih akan utuh. Panther segera berdiri dan berjalan keluar dari stasiun itu, mencoba membaurkan diri dengan sekumpulan orang-orang yan
ya dibayar den
n siapa pun yang bertanggung jawab atas perco
*
orang pria berpakaian jas hitam. Pria yang disodori jam tangan terlihat duduk pada sebuah ku
u hitam itu ketus sambil m
nar kekurangan uang dan bersedia menjualnya pada
k dan menjawab, "Jangan menip
penjual itu. "Jika tidak asli,
penawaran itu apalagi dia melihat jam tangan yang sangat bagus. Sekal
an jam t
a. Dalam waktu sesaat itu juga penjual tersebut menusukkan sebuah jar
hitam itu marah. Namun, secepat itu juga pria tersebut
"Ingat kata mama, jangan mener
ia itu dan membuatnya terlihat seperti sedang tertid
u. Ia berjalan ke dalam kafe dan tak lama kemudian keluar dengan secangkir kopi dan sekotak donat. Tanpa ragu ia berjalan menuju ke
an kotak donat agar terlihat dari kaca jendela mobil,
dan tertawa sambil membuka kaca jendela
pat saat kedua tangan pria itu menyentuh tangannya, Panther segera bergerak menusukkan leher
rsandar pada kemudi mobil. Panther langsung bergerak membuka pintu dan memasuki mobil hitam itu dengan menggeser paksa
i kopi dan donatnya, Panther mengeluarkan telepon genggamnya dan membaca data diri target barunya. Natalia Margaret Florance, putri dari Edward Elmund, seorang politikus terkenal dengan kebaikan dan kesuciannya yang
agangan manusia. Ia adalah penggiat hukum internasional tentang pencucian uang yang pada saat bersamaan, ia adalah pentolan dalam hal pencucian uang. Ia membangun banyak rumah sebagai tempat pengungsian para yatim piatu, para pengungsi p