anya yang kini duduk berhadapan. Pria paruh baya itu mengang
benar menjualmu begitu saja. Setelah aku mendapatkan sah
g, lalu mengambilku begitu saja," Akiko menatap
sangat Akiko ingat. Katanya, dia akan dibiarkan hidup bebas setelah
i kenangan menyakitkan baginya, sampai dia enggan untuk datang karena bisa teringat masa lalu. Rasanya, h
an Kakakmu. Tapi, aku akan memberikanmu saj
n alis bingung.
erusahaan Papa. Dan...," Mr. Eloise menghela nafas panj
n itu. Sudah menduga alasan yang sangat classic bagi dirinya. Dia mer
n waktu untuk keluarga. Lalu, Papa kemanakan uang-uang itu?
aan Akiko. Dia hanya ingin tahu, bukankah Papanya itu menabung? Kenapa bekerja keras selama ini tidak ada tabungan sama sekali? Apakah masa meny
ng yang aku kirim setiap bulan? Kau menghabis
"Aku berobat,"
ak perlu banyak gaya dengan berobat segala. Kau pasti akan mati,
k tau aku ini sakit apa. Papa tidak tau apa yang aku lewati selama ini
aja uangku," Akiko membuka tas kecilnya,
. Eloise melempar kartu itu ke arah Akiko. P
ng dia hanya menginginkanmu, bukan ingin menghancurkan perusahaan Pap
dengan mudahnya agar aku bisa pergi. Iya, 'kan?" tanya Akiko dengan tatapan kosong. Papanya
n Kakakmu juga akan buruk kalau pria itu sampai bertindak lebi
alu dikekang dan dipaksa melakukan kemauan papanya. Semua orang menuntutnya untuk sempurna, tanpa perduli batas
alan menuju ruangan, di mana pria yang papanya maksud sedang menunggu. Ia mengetuk pintu, menunggu beberapa saat tapi tidak ada sahutan
isi ruangan yang digunakan sebagai perpustakaan pribad
pria sedang melakukan hubungan intim dengan salah satu staff perusahaan papanya. De
salah sedikitpun. Dia justru tersenyum menyerin
a. Namun, pria itu tidak merasa terganggu dengan keberadaan Akiko. Dia lanjut mencumbu tubuh wanitanya.
ang se frontal itu di dunia ini. Entah mereka letakkan di mana rasa malu mere
iko pada dirinya sendiri. Gawat, jika be
, pasti dia akan dihubungi lagi cepat atau lambat. Yang penting, sekarang Akiko ingin melupakan sej
an Akiko sambil mengel
ap penjaga toko men
lama kenal dengan Akiko. Apalagi mereka sama-sama perempuan d
l tersenyum tipis, lalu menyelipkan he
anya penjaga toko sambi
tanya Ak
inginan?" Akiko menggelengkan ke
kau minum coklat pa
s perhatianmu. Aku akan
" ucapnya ramah, membuat Akiko tersenyum manis. Kemudian, ia memesan taksi untuk pulang. Setelah Aki
u menginginkan putri pertamanya, tapi dia malah memberikan putri keduanya
paksa? Mungkin, dia menyembunyikan putri pertamanya di suatu tempat
ajam, lalu tersenyum menyeringai. "Tidak, biarkan saja. Aku ing